Home Ekonomi APSI: Galon PET Mudah diserap Industri

APSI: Galon PET Mudah diserap Industri

Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI), Saut Marpaung mengatakan persoalan sampah bukan hanya timbunan plastik saja. Tetapi mengenai tata kelolanya, mulai dari pemilahan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan limbah-limbah berbahaya.

Saut mengecam gencarnya upaya mendiskreditkan produk air mineral kemasan galon berbahan PET. "Padahal, masih banyak persoalan sampah yang lebih mendesak dan berbahaya untuk diselesaikan," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/3).

Menurutnya, isu sampah plastik bermasalah itu banyak, baik dari jenisnya maupun jumlahnya. Seperti popok sekali pakai, puntung rokok, hingga sampah medis masker sekali pakai dan kemasan yang ukurannya kecil-kecil tidak bernilai ekonomis.

Saut menyebut galon plastik berbahan PET mudah didaur ulang. Pemakaiannya menjadi populer lantaran dinilai lebih praktis dan higienis. "Kalau PET, apalagi ukurannya besar seperti galon, fleksibel mudah digepengkan saya jamin pasti terserap industri daur ulang," ungkapnya.

Menurut Saut, pemilahan sampah di hulu harus digencarkan. Yakni mulai dari bagaimana menyiapkan infrastruktur membenahi proses sistem pengangkutan agar sampah terpilah dengan baik hingga masuk industri daur ulang menghasilkan kualitas yang tinggi.

Ia menyebut, APSI tengah menggagas peran sebagai pengepul untuk melakukan pengumpulan dan pendaurulangan kemasan galon PET bekas ini. Plastik jenis PET ini, lanjutnya, paling dicari oleh pemulung, apalagi bentuk galon yang hanya memerlukan 3-4 botol saja sudah mencapai 1kg.

"Mari gaungkan penerapan ekonomi sirkular mulai dari edukasi pemilahan sampah di masyarakat, pembenahan proses pengangkutan hingga meningkatkan teknologi di pusat daur ulang. Sehingga perlakuan sampah plastik jenis ini selain aksi penyelamatan lingkungan, juga mendorong ekonomi sirkular para pelaku UKM pengolahan sampah," ungkap Saut.

Kedepannya, APSI juga mengharapkan keseriusan dan komitmen seluruh pihak untuk dapat merealisasikan waste management system yang terstruktur agar dapat mendaur ulang plastik.

Ia menegaskan bahwa tanggung jawab bekas kemasan plastik bukan hanya pada produsen semata. Melainkan semua pihak termasuk juga pemerintah, kawasan, dan konsumen.

294