Home Gaya Hidup Labuhan Alit Gunung Lawu, Rombongan Keraton Yogya Dibatasi

Labuhan Alit Gunung Lawu, Rombongan Keraton Yogya Dibatasi

Karanganyar, Gatra.com- Peringatan naik tahta Raja Keraton Yogyakarta dengan upacara labuhan alit di Gunung Lawu bakal digelar tak seperti biasanya. Utusan dari Keraton Yogyakarta bersama Pemkab Karanganyar hanya akan menggelar kegiatan inti, sedangkan acara tambahan dieliminasi demi mengurangi kerumunan.

Juru Kunci Gunung Lawu dari Keraton Yogyakarta, Surakso Hardi Lawu mengatakan labuhan alit di Gunung Lawu akan dilaksanakan 14 Maret mendatang. Kegiatan tahunan ini juga akan dilaksanakan di Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo. Beberapa persiapan sudah dilakukan, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

"Petunjuk dari keraton, labuhan ini karena di masa pandemi Covid-19, maka dibuat sederhana dan singkat. Enggak perlu mengerahkan massa seperti biasanya," kata pria bernama Surono ini kepada Gatra.com, Selasa (2/3).  

Dari biasanya membawa 15 orang abdi dalem, nantinya hanya delapan orang saja. Dari regol Sri Manganti menuju Karanganyar akan singgah ke satu tempat saja, antara pendopo rumah dinas bupati atau padepokan Nano Tawangmangu. Labuhan akan diberangkatkan pukul 04.00 WIB.

"Setelah kenduren dan uborampe disiapkan, langsung naik pendakian. Satgas Covid-19 mengawal prosesi di padepokan Nano, supaya mematuhi prokes," katanya.

Labuhan ini merupakan rangkaian acara peringatan Jumenengan Dalem Ngarsa Dalem Ingkang Sinuwun Sri Sultan HB X atau peringatan naik tahta raja. Digelar rutin tiap 30 rejeb pada penanggalan Jawa.

Adapun ubo rampe labuhan untuk Gunung Lawu terbagi menjadi dua, yakni Kasepuhan terdiri dari Kampuh Poleng, Dhesthar Bangutulak, dan Peningset Jingga, masing-masing satu lembar. Sedangkan untuk Kaneman terdiri dari Nyamping Cangkring, Nyamping Gadhung, Nyamping Teluhwatu, Semekan Dringin, Semekan Songer, masing-masing satu lembar. Sela, Ratus, Lisah konyoh (satu buntel), dan Yatra Tindih (satu amplop).

"Kalau labuhan besar dari tiga tempat itu ditambah Hutan Dlepih, Kayangan, Kabupaten Wonogiri. Namun itu setiap delapan tahun sekali. Beda ubo rampenya hanya dua buah payung," katanya.

Dalam labuhan mendatang, dimaknai memanjatkan doa agar pandemi Covid-19 segera berakhir dan perekonomian kembali pulih.

Camat Tawangmangu Rusdiyanto mengatakan siap mendukung ritual tahunan tersebut. Selaku ketua Satgas Covid-19 di Tawangmangu, ia mengimbau pelaksanaannya mematuhi protokol kesehatan.

530