Solo, Gatra.com - Masjid hadiah pangeran Uni Emirat Arab (UEA) untuk Presiden Joko Widodo mulai dibangun di Solo, Sabtu (6/3). Masjid yang akan diberi nama Masjid Sheikh Muhammad Bin Zayed itu menelan anggaran sekitar Rp5,7 triliun.

Masjid dari Pangeran Syeikh Mohamed Bin Zayed An Nahyan itu dibangun di atas lahan 2,9 hektar. Bangunan ini didirikan di atas bekas depo dan SPBU milik Pertamina di Gilingan, Banjarsari, Solo.

"Besok Sabtu mulai ground breaking," kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka usai meninjau lokasi, Rabu (3/3).

Masjid ini miniatur dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi. Bangunan megah ini hadiah untuk Presiden Jokowi atas kerjasama dan persahabatan Indonesia dan UEA.

Selain membangun masjid, pemerintah UEA juga akan membangunkan pusat agama Islam. "Dari pihak sana (UEA) menginginkan lahan seluas 2-3 hektar untuk Islamic center. Kami sudah dapat lahannya. Saya arahkan dekat kampus (UNS)," katanya.

Namun Gibran tidak tahu lebih detail soal waktu pembangunan kedua bangunan itu. "Saya tidak tahu, kalau bisa paralel lebih baik. Tapi kayaknya masjid dulu," katanya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Solo Hidayat Maskur mengatakan masjid di Solo itu akan didesain seperti Grand Mosque di Abu Dhabi. Namun ukuran masjid di Solo lebih kecil dibanding masjid aslinya. "Ini ibarat miniatur, baik bentuk, kubah, dan modelnya semua sama," katanya.

Masjid dengan anggaran Rp5,7 triliun itu diperkirakan bisa menampung hingga 12.000 jamaah. Pembangunan diprediksi memakan waktu tiga tahun. Adapun pembangunan Islamic Center difungsikan untuk pengembangan agama Islam.

Hidayat tak memungkiri bahwa pusat agama Islam itu bakal dilengkapi mal. "Kira-kira yang dibutuhkan sekitar 4 hektar. Mas Gibran katanya sudah menyiapkan," ujarnya.

Menurutnya, masjid tersebut menjadi simbol hubungan baik dua negara. "Ini kebaikan dari dua negara dan simbol hubungan baik yang sudah dijalin selama ini," katanya.