Home Ekonomi Pedagang di Candi Borobudur Diajak Transaksi Non-Tunai

Pedagang di Candi Borobudur Diajak Transaksi Non-Tunai

Sleman, Gatra.com - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko meningkatkan digitalisasi dalam proses kerjanya, termasuk mengajak para pedagang di kawasan Candi Borobudur mulai memakai transaksi non-tunai. 
 
Direktur Teknik dan Infrastruktur PT TWC Mardijono Nugroho mengatakan telah melakukan sosialisasi transaksi non-tunai bagi para pedagang di kawasan Candi Borobudur. Hal ini mengingat sekarang hampir tiap orang memiliki kartu kredit dan HP dengan aplikasi e-banking.
 
"Pertama dengan adanya transaksi non-tunai itu akan meningkatkan transaksi mereka karena sekarang hampir tiap orang pegang kartu kredit, kartu debet, maupun di HP-nya e-banking itu penting buat mereka," katanya, dalam keterangan tertulis kepada Gatra.com, Rabu (10/3). 
 
Jumlah pedagang di kawasan Candi Borobudur sekitar empat ribu orang. Mereka berjualan makanan, cinderamata, dan oleh-oleh. 
 
Mardijono mengatakan upaya PT TWC meningkatkan digitalisasi di setiap proses kerja ini berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governace (GCG).
 
Direktorat Teknik dan Infrastruktur telah mengadakan asesmen IT Maturity Level sesuai arahan Kementrian BUMN yang tertuang dalam surat nomor Per-02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi BUMN.
 
Asesmen berlangsung pada 30 Desember 2020 hingga 25 Februari 2021. Adapun penilaian oleh pihak ketiga, yaitu PT Transforma Rekayasa dan Solusi. Hasilnya, nilai IT Maturity Level Score PT TWC rata-rata 3,03.
 
Menurut Mardijono, asesmen IT Maturity itu menjadi tolak ukur kematangan implementasi tata kelola teknologi informasi berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S-949/MBU/10/20 perihal Aspirasi Pemegang Saham/Pemilik Modal untuk Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2021 tertanggal 23 Oktober 2020. 
 
Surat tersebut terkait kewajiban BUMN untuk melaksanakan asesmen IT Maturity Level oleh pihak independen minimal 2 tahun sekali mulai 2021.
 
"Tata kelola teknologi informasi dalam digitalisasi merupakan hal yang penting guna memberikan nilai tambah bagi bisnis perusahaan, terutama bagi PT TWC selaku pengelola destinasi warisan dunia," kata dia.
 
Menurut dia, melalui langkah itu PTTWC juga dituntut untuk ikut mengembangkan destinasi di wilayah DIY, Solo, dan Semarang melalui joint venture dengan berbagai pengelola destinasi, seperti Sam Po Kong di Semarang dan Keraton Yogyakarta.
 
Ia menjelaskan, digitalisasi di setiap proses kerja contohnya penerapan sistem e-office yang diluncurkan pada 12 Agustus 2020. Sistem e-office ini meliputi modul surat masuk, surat keluar, dan nota dinas elektronik.
 
Sistem ini diluncurkan untuk mempercepat koordinasi antar-unit dan penyampaian konten. Sistem ini juga membuat lebih efisien dalam waktu dan penggunaan material.
 
Menurutnya, PT TWC telah melakukan transformasi digital dalam aspek operasional bisnis dan pemasaran berupa penerapan ERP dan e-ticket dalam kawasan Taman Wisata Candi.
305