Home Gaya Hidup Le Minerale Siap Daur Ulang Plastik PET

Le Minerale Siap Daur Ulang Plastik PET

Jakarta, Gatra.com- PT Tirta Fresindo Jaya selaku produsen Le Minerale menggandeng asosiasi ADUPI (Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia) dan IPI (Ikatan Pemulung Indonesia) untuk penarikan botol dan galon yang berbahan PET (plastik kode 01) dari lingkungan. Penarikan ini untuk diproses daur ulang yang akan mendukung realisasi program Sirkular Ekonomi Nasional.

Menurut Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya, Ronald Atmadja, hal ini menunjukkan komitmen perusahaan akan keberlangsungan lingkungan. "Perusahaan menghargai lingkungan dan mendukung regulasi pemerintah yang sangat penting untuk masyarakat, ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/3).

Ronald menyebut Le Minerale memastikan botol dan galon yang diproduksinya menggunakan jenis plastik PET. Sebab jenis plastik ini yang paling bersahabat dengan tubuh dan alam.

Selain itu, penggunaan jenis plastik PET juga menjadi jawaban atas keinginan konsumen yang ingin mendapatkan kemasan yang lebih higienis, praktis, kedap udara. Serta lebih aman dari pemalsuan, dan bebas dari Bisphenol A (BPA).

Tidak hanya itu, Ronald menyebut plastik juga bisa menjadi pendatang rezeki dan berkah bagi masyarakat. "Hal ini dikarenakan pengelolaan proses daur ulang plastik PET dapat 100% didaur ulang menjadi barang baru dengan nilai tambah yang cukup tinggi," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum ADUPI, Christine Halim menegaskan bahwa industri daur ulang memerlukan sampah plastik PET. Dalam catatan ADUPI, setiap tahunnya permintaan PET meningkat rata-rata 7%.

“Industri daur ulang memerlukan sampah plastik PET dalam jumlah besar dan plastik sekali pakai tidak masalah apabila manajemen sirkular ekonomi dijalankan dengan baik," ujar Christine.

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawati, SH., M.Sc mengatakan bahwa dalam pengelolaan sampah membutuhkan komitmen semua pihak. Hal ini tidak mungkin diselesaikan hanya dengan single approach saja karena Indonesia adalah negara besar.

"Tidak perlu diperdebatkan approach mana yang paling baik, yang penting bisa membantu mengatasi masalah sampah plastik," pungkas Vivien.

3300