Home Kebencanaan Petani Tewas Tersambar, Tunggul Wulung Peringatkan Waspada

Petani Tewas Tersambar, Tunggul Wulung Peringatkan Waspada

Cilacap, Gatra.com – Seorang petani di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Museri (53) tewas tersambar petir. Warga Desa Banjarwinangun Kecamatan Petanahan ini dilaporkan tersambar petir saat menjemur padi di sawah.

Kasubbag Humas Polres Iptu Tugiman mengungkapkan, peristiwa nahas itu terjadi saat korban akan menutup gabah yang sedang dijemur. Pasalnya, saat itu cuaca mendung dan korban khawatir padinya kehujanan.

"Saat kejadian, korban tengah menjemur gabah. Kebetulan saat itu cuaca mendung, korban berniat menutup gabah. Namun saat bersamaan petir menyambar korban," jelas Iptu Tugiman, dikutip Rabu (17/3).

Dia menjelaskan, berdasar keterangan saksi , abani (50) warga setempat, saat kejadian ia hanya berjarak kurang lebih 10 meter dengan korban. Ia mengetahui persis kejadian yang merenggut nyawa Museri.

Sabani mendengar suara letusan memekakan telinga bersamaan dengan cahaya terang. Sesaat setelahnya, rekannya Museri tersungkur di depannya.

Panik melihat Museri tersungkur, Sabani lantas lari mencari pertolongan serta melaporkan Kades Banjarwinangun dan meneruskan ke Polsek Petanahan.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan oleh Polsek Petanahan, turut menguatkan keterangan saksi, jika Museri meninggal tersambar petir. Tim medis dari Puskesmas setempat yang melakukan pemeriksaan kepada tubuh korban, Museri meninggal akibat tersambar petir.

Tak ingin hal serupa terulang kembali, Iptu Tugiman mengimbau kepada warga agar lebih hati-hati. "Jika tidak memungkinkan, mending menunggu cuaca aman. Saat hujan, sawah ataupun tanah lapang merupakan tempat cukup berbahaya untuk dikunjungi. Petir bisa datang kapan saja," kata Tugiman.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di Jawa bagian selatan untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang atau puting beliung dan sambaran petir pada Maret 2021.

Prakirawan BMKG Pos Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, pada Maret cuaca pagi hingga siang dominan panas terik. Kondisi ini menyabkan penguapan yang tinggi dan memicu terpciptanya awan hujan tebal dan awan Cumulonimbus.

“Kalau sudah ada awan cumulonimbus lebih baik menghindari dengan tidak beraktivitas di luar apalagi lokasi terbuka,” kata Rendi.

1664