Home Milenial Miliaran Rupiah Disiapkan Untuk Dorong SMK Pusat Unggulan

Miliaran Rupiah Disiapkan Untuk Dorong SMK Pusat Unggulan

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbud, Wikan Sakarinto memastikan peluncuran Program Merdeka Belajar: SMK Pusat Unggulan tidak akan sama seperti kembali memunculkan sekolah-sekolah unggulan yang akan membeda-bedakan sekolah. Justru, melalui program ini semua sekolah, khususnya SMK akan didorong menjadi sekolah yang unggul.

"Nah kita kan tidak bisa membuat 14 ribu SMK semua langsung jadi unggulan. Makanya bertahap. Target kami 895 SMK dulu. Jadi bergiliran," kata Wikan Merdeka Belajar Episode 8 'SMK Pusat Keunggulan' secara virtual, Rabu (17/3).

Nantinya, jika 895 SMK yang memasuki tahap awal program sudah terbukti sukses, maka SMK tersebutlah yang akan menjadi 'trainer' bagi SMK lain agar menjafi unggul. Syarat agar sukses, tentunya Wikan menitik beratkan pada keberhasilan link and match dan adanya sarana dan prasarana yang baik di SMK.

"Semoga ini adalah awal dan dapat menjadi benih tranformasi SMK kita se-Indonesia. Sehingga kami harap SMK yang berpartisipasi bisa menjadi pelatih dan mentor yang mampu menunjukkan karya dan inovasi lulusan SMK sehingga  diperebutkan oleh pelaku industri maupun dan universitas terbaik kita, bebernya.

Wikan juga menyebut, Kemendikbud akan memberikan bantuan fisik sebesar Rp1,4 Miliar hingga Rp4 Miliar bagi SMK yang menjadi peserta dalam program SMK Pusat Unggulan di tahun ini. "Jumlah tersebut bagi SMK yang baru ikut tahun ini, akan digunakan untuk membenahi sekolah secara keseluruhan dari segi sarana prasarana," jelas Wikan.

Sementara, jumlah berbeda akan didapatkan bagi SMK yang sudah menjadi peserta SMK Pusat Unggulan di tahun lalu. Karena utamanya Sarana dan prasarana yang dibutuhkan sudah terpenuhi, maka dana yang diberikan pada SMK yang sudah  pernah ikut berjumlah Rp. 200 Juta. "Dana ini yang difokuskan pada penuntasan dan penguatan link and match. Karena kita ingin SDM nya dulu yang dibenahi, setelah itu baru di pendanaan fisiknya," pungkas Wikan.

288