Home Milenial JTTS Perekat Provinsi di Pulau Sumatera

JTTS Perekat Provinsi di Pulau Sumatera

Palembang, Gatra.com - Hadirnya Jalan Tol Trans Sumatera (JJTS) semakin merekatkan provinsi di Pulau Sumatera. Contoh konkret, jarak tempuh Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), menuju Bakauheni, Provinsi Lampung, yang sebelumnya ditempuh jalur darat 12 jam, saat ini hanya berkisar 3,5 jam.

Mega Proyek Nasional JTTS yang digawangi PT Hutama Karya (Persero) tersebut, memberi manfaat yang begitu besar bagi warga khususnya di Kota Palembang, dan umumnya masyarakat di Sumsel, bahkan provinsi tetangga (Lampung).

Sebagaimana yang diungkapkan Bagus Ridya Windu Seto. Warga yang tinggal di Kota Pempek ini menyebut kehadiran JTTS tersebut membuat Bumi Sriwijaya semakin terkoneksi dengan Sang Bumi Ruwa Jurai. Buktinya, jarak 373 kilometer (km) itu, kini menjadi lebih singkat secara signifikan.

“Dulu itu, sebelum dibangun tol biasanya (jarak Palembang ke Bakauheni, Lampung) lewat darat memakan waktu setengah hari (12 jam). Tapi, sesudah dibangunnya tol sekarang ini, cuma 3,5 sampai empat jam saja,” ujar bapak satu anak ini kepada Gatra.com di Palembang, Selasa (16/3).

Kehadiran pembangunan JTTS tersebut juga membuatnya kerap kembali ke Provinsi Lampung untuk menemui Nanda, istri tercintanya. Mengingat sang istri bekerja di Bandar Lampung.

“Istri kerjanya di Bandar Lampung. Enak sekarang ada tol, jadi sering main ke Lampung untuk nemui anak dan istri saya,” kata pria yang bekerja di salah satu bank di Kota Palembang ini.

Bukan itu saja, adanya JTTS pun memudahkan ia dan keluarga di kota yang terkenal dengan ikon Jembatan Ampera tersebut untuk menikmati pariwisata yang ada di Provinsi Lampung. Seperti bermain ke pantai yang ada di kota tersebut.

“Kalau pergi dengan keluarga ramai-ramai untuk main ke pantai di Lampung, ada tol jadi hemat juga. Untuk di tol itu, cuma menghabiskan biaya Rp1 juta (biaya tol pulang pergi). Itu pakai mobil pribadi 1500 cc. Jadinya kan hemat banget tuh,” ujarnya.

Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, menilai geliat pembangunan infrastruktur Pemerintah Pusat (JTTS) merupakan lompatan besar untuk poros utama Trans Sumatera. Hal ini juga berdampak terhadap pembangunan di Bumi Sriwijaya menjadi terintegrasi.

“Adanya infrastruktur yang selaras antara pusat dan daerah adalah jawaban dari upaya untuk mempercepat lajunya perekonomian di Sumsel. Jadi, kehadiran jalan tol di Sumsel, ini adalah kuncinya. Ya, itu (jalan tol) cara terbaik menjawab kebutuhan sarana transportasi yang semakin modern,” ujar Deru.

Bukan hanya Pemprov Sumsel saja, pembangunan JTTS itu juga menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin (Muba). Di mana Ruas Betung (Sp. Sekayu) - Tempino - Jambi sepajang 131 km yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan program strategis di Muba tersebut sedikitnya melintasi enam kecamatan. Mulai dari Kecamatan Babat Supat, Kecamatan Lais, Kecamatan Keluang, Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Tungkal Jaya, dan Kecamatan Bayung Lencir.

“Kehadiran JTTS sangat berpengaruh bagi perekonomian warga. Karena itu, exit Jalan Tol Trans Sumatera di sini harus terhubung dengan segitiga emas dan kawasan industri hijau di Kabupaten Muba,” ujar Bupati Muba, Dodi Reza Alex Noerdin.

Mendukung kehadiran jalan tol di wilayahnya, Pemkab Muba, meminta agar Hutama Karya dapat memperbanyak rest area. Tujuannya, untuk menghidupkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal yang dilintasi jalan tol tersebut.

“Nantinya kan para pelaku UMKM di Muba bisa menghidupkan perekonomian mereka [warga sekitar] di lokasi rest area. Itu akan terus kita perjuangkan,” kata Dodi.

Sementara itu, Project Director PT Hutama Karya (Persero), Hasan Turcahyo, menjelaskan JTTS Palembang - Lampung menjadi solusi bagi masyarakat hingga kalangan pengusaha. Berbagai manfaat besar dapat dirasakan adanya JTTS tersebut. Mulai dari turunnya biaya logistik, mempermudah pergerakan barang dan jasa, dan kegiatan pariwisata menggeliat.

Kehadiran jalan tol juga, lanjutnya, akan memberikan kontribusi mengurai kepadatan lalu lintas (lalin) yang selama ini terjadi di Jalan Lintas Sumatera. Mengingat, kawasan Betung, Sumsel selama ini kerap macet lantaran ruas jalan yang rusak dan volume kendaraan tidak sebanding dengan ruas jalan.

“Hadirnya itu (JTTS) menghasilkan pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat Sumatera, khususnya Sumsel, dan Lampung,” ujar Hasan.

Saat ini, Hutama Karya tengah mengerjakan pembangunan Tol Indralaya - Prabumulih (Indraprabu) sepanjang 64,8 km. Pengerjaannya terus dikebut sejak dimulai pada Juli 2020 lalu.

“Tol Indraprabu itu salah satu rangkaian jalan tol dari Palembang, menuju Bengkulu, yang total panjangnya mencapai 329 km,” kata Hasan.

Dijelaskannya, Tol Indraprabu terbagi enam zona dan setiap zona memiliki panjang trase berbeda. Zona I sepanjang 10,5 km, zona II (12,8 km), zona III (11,7 km), zona IV (12,5 km), zona V (11,7 km), dan zona VI (9,7 km). Panjang trase tol tersebut dengan rincian enam zona itu mencakup main road atau jalan utama dan dua interchange atau simpang susun, yakni di Indralaya dan Prabumulih.

“Trase Tol Indraprabu melewati delapan kecamatan di dua daerah kabupaten dan satu daerah kota. Per 15 Maret ini, progres pembangunannya (Tol Indraprabu) mencapai 30,4 persen,” ujarnya.

Dibeberkannya, pembangunan tol yang menelan biaya konstruksi sebesar Rp 6,7 triliun itu ditargetkan rampung pada triwulan ke-dua atau pertengahan 2022 mendatang. “Awal konstruksi Juli 2020. Targetnya selesai pada pertengahan tahun depan (Juli 2022),” kata Hasan.

Sebelumnya, pada persemian Ruas Tol Kayuagung - Palembang sepanjang 42,5 km, beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Provinsi Lampung, semakin terkoneksi dengan Provinsi Sumsel.

Menurut Jokowi, ruas tol yang merupakan bagian dari Jalan Tol Kayu Agung - Palembang - Betung (Kapal Betung sepanjang 111,69 km merupakan poros utama dari keseluruhan JTTS. Ruas Tol Kayu Agung - Palembang kini terhubung dengan JTTS lainnya, yakni Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (TPPK) yang diresmikan pada 15 November 2019 lalu.

“Ini menjadi sebuah lompatan besar karena (Palembang ke Lampung) menghemat waktu tempuh hingga 75 persen. Efisiensi itu jelas memberikan kontribusi pada penurunan biaya logistik dan memberikan daya saing yang besar bagi Palembang dan Lampung,” ujar Jokowi.

Daftar panjang keseluruhan ruas tol bagian dari Trans Sumatera, mencapai 2.992 km. Adapun rinciannya, 657 km ruas jalan tol di sepanjang Trans Sumatera dapat digunakan, 608 km dalam tahap konstruksi, 430 km memasuki persiapan konstruksi, dan direncanakan pembangunan untuk 1.297 km lainnya segera menyusul.

 

Reporter: Rio Adi Pratama

1074