Home Hukum UGM: Badge Award Polisi Virtual Bisa Picu Konflik Horizontal

UGM: Badge Award Polisi Virtual Bisa Picu Konflik Horizontal

Yogyakarta, Gatra.com – Pemberian penghargaan lencana atau badge award oleh polisi virtual untuk warganet yang melaporkan konten negatif dinilai dapat memicu konflik horizontal. Polisi virtual hendaknya lebih banyak memberi edukasi.

Hal itu mengemuka dalam konferensi pers daring Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada (CfDS UGM), Jumat (19/3) yang diikuti Gatra.com.

Peneliti CfDS UGM Treviliana Eka Putri menyatakan polisi virtual semestinya memberi edukasi dan mengonfirmasi jika muncul konten negatif, ketimbang menyemangati warganet untuk saling melaporkan.

“Pemberian badge award ini supaya warganet aktif melaporkan, tapi semestinya ada konfirmasi dulu dan edukasi, bukan semangatnya saling melaporkan. Mekanismenya juga mesti ditinjau kembali, basisnya apa. Kalau ada keresahan, keresahan seperti apa,” tuturnya.

Menurutnya, aksi polisi virtual akan memberi efek jera warganet dalam jangka pendek. “Kesadaran esensial masyarakat untuk tidak posting hal negatif tidak muncul. Orang tidak posting karena takut diciduk,” kata dia.

Meski tak langsung melakukan penindakan, praktik penyisiran dan pemberian peringatan oleh polisi virtual juga memberi efek ketakutan ke warnaget.

Treviliana menyatakan polisi virtual semestinya menekankan praktik edukasi, terutama soal UU ITE. “Konten edukasi ujaran kebencian atau misalnya bahaya pinjaman online itu kurang,” katanya.

Apalagi CfDS mencatat Direktorat Tindak Pidana Siber terdapat 3300 kasus peretasan di Jakarta dan estimasi 90 juta kasus siber lain di Indonesia pada 2019. Hal ini menunjukkan ada kejahatan siber yang lebih merugikan ujaran kebencian yang diurus polisi virtual.

Peneliti CfDS Fajar Cahyono menjelaskan polisi virtual telah dibentuk Republik Rakyat Cina sejak 2007. “Mereka secara efektif mengingatkan lewat notifikasi tiap 30 menit sekali untuk lapor polisi virtual,” kata dia.

Namun contoh baik aktivitas polisi di ranah maya ditemukan di Spanyol. "Polisi virtual melakukan pendekatan humoris dan interaktif untuk meningkatkan partisipasi dan warganet. Bahasa mereka tidak kaku dan renyah sehingga warganet nyaman,” katanya.

221