Home Olahraga Pantang 'Ngebon', Bantul Andalkan Atlet Lokal

Pantang 'Ngebon', Bantul Andalkan Atlet Lokal

Bantul, Gatra.com - Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengandalkan atlet-atlet lokal dalam gelaran Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY tahun depan.

"Meraih prestasi tidak bisa dilakukan secara instan dengan 'ngebon' pemain dari luar Bantul untuk dijadikan atlet," kata Joko, Sabtu (20/3).

Hal ini disampaikan Joko saat memberi sambutan di Musyawarah Kerja KONI Bantul di Gedung Induk Pemkab Bantul.

Menurut Joko, fenomena mengontrak pemain luar daerah untuk meraih prestasi terbaik banyak dilakukan kabupaten atau kota dalam kejuaraan olahraga antar-daerah.

"Toh jika juara, itu merupakan juara yang semu karena atletnya bukan asli warga Bantul," ucapnya.

Musker KONI digelar untuk menyambut Porda DIY 2022 di Sleman. Pada Porda 2019 di Kota Yogyakarta, Bantul menempati posisi nomor dua setelah tuan rumah yang menjadi juara umum.

Tahun depan, KONI Bantul menargetkan menyabet gelar juara umum.

Kendati Bantul jadi daerah yang melahirkan banyak atlet berprestasi, Joko menyadari sarana prasana pendukung latihan belum memadai. Sehingga wajar jika atlet meminjam sarana prasana dari daerah lain.

"Banyak atlet Bantul yang berlatih di daerah lain mendapatkan perhatian dan pembiayaan dari daerah tempat berlatih. Ketika berlaga, akhirnya mereka membela daerah itu, bukan Bantul," terangnya.

Karena itulah, Joko mengatakan Pemkab Bantul bakal melakukan pendataan para atlet berprestasi asli Bantul untuk diajukan sebagai penerima penghargaan dan imbalan karena mengharumkan nama Bumi Projotamansari.

Joko mengatakan penghargaan itu bisa berupa materi atau diangkat sebagai pegawai harian lepas sehingga atlet tersebut bisa nyaman berlatih dan masa depannya jelas.

Ketua KONI DIY Djoko Pekik Irianto menyatakan meraih prestasi di ajang olahraga tidak bisa dilakukan secara instan dengan mengontrak pemain dari daerah lain.

"Ngebon atlet berprestasi dari daerah lain adalah sah namun secara moralitas tidak baik. Lebih baik mencari dan membina demi masyarakat Bantul sendiri," katanya.

Menurut Djoko, pemerintah telah membuat peraturan ketat untuk meminimalkan praktik ngebon atlet.

"Berbeda jika atlet tersebut berpindah domisili ke daerah lain demi meningkatkan prestasi. Itu masih diperbolehkan. Tapi jika mengontrak, maka nilai moralitas dalam olahraga luntur seketika," jelasnya.

412