Yerusalem, Gatra.com- Ribuan warga Israel berdemonstrasi di Yerusalem pada (20/3). Mereka menyerukan berakhirnya kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Gelombang protes ini terjadi tiga hari sebelum pemilu keempat negara itu dalam dua tahun.

Gelombang massa itu lebih besar dari protes anti Netanyahu sebelumnya selama setahun terakhir. Diperkirakan sekitar 20.000 massa ikut dalam aksi protes ini.

"Kami datang untuk memprotes seorang diktator," kata Anat Gourelle, seorang pengacara berusia 60 tahun dari Tel Aviv yang ikut berdemo. “Yang terjadi di Israel sangat memalukan. Bagaimana bisa seseorang menggunakan kekuatannya untuk mencuri dari rakyatnya sendiri, ” sambungnya, dilansir Aljazeera (22/3).

Protes warga Israel terhadap Netanyahu telah berlangsung sejak Juli 2020. Warga ingin Netanyahu lengser karena PM itu tengah menghadapi tuduhan korupsi, hingga serangkaian kebijakan yang mengguncang ekonomi negara itu.

Para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan sambil mengibarkan bendera. Mereka juga membawa poster-poster dengan berbagai pesan, mulai dari “revolusi” kepemimpinan hingga ketidakpercayaan pada polisi.

Sementara itu, Netanyahu tetap berambisi untuk memenangkan Pemilu. Dia mengandalkan kampanye vaksinasi yang sukses untuk mendorongnya terpilih kembali. Israel telah meluncurkan kampanye vaksinasi tercepat di dunia. Negara itu telah memberi satu dosis vaksin untuk lebih setengah penduduknya yang berjumlah 9,3 juta orang.

Netanyahu didukung oleh Partai Likud konservatif. Jajak pendapat menunjukkan partai Likud sayap kanan Netanyahu memimpin, memproyeksikan akan memenangkan sekitar 30 kursi di 120 anggota Knesset, parlemen Israel.