Home Internasional Kebakaran di Kamp Rohingya, Puluhan Ribu Mengungsi

Kebakaran di Kamp Rohingya, Puluhan Ribu Mengungsi

Dhaka, Gatra.com - Pejabat Bangladesh mulai menyelidiki penyebab kebakaran besar yang menewaskan sedikitnya tujuh orang dan puluhan ribu lainnya mengungsi di lokasi pengungsian Rohingya, di kamp Balukhali dekat kota tenggara Cox's Bazar pada Senin malam, (22/3). 

Dilaporkan reuters, Selasa (23/3), api menerobos kamp  dan membakar ribuan gubuk penduduk setempat ketika orang-orang bergegas menyelamatkan harta benda mereka yang masih tersisa.

Polisi sejauh ini telah mengkonfirmasi ada tujuh korban meninggal dunia.

“Kami mendapat informasi ada tujuh orang yang tewas dalam kebakaran itu. Di antara mereka, tiga anak dimakamkan tadi malam. Hari ini empat mayat ditemukan .... semuanya terbakar tanpa bisa dikenali,” kata seorang pejabat senior polisi, Zakir Hossain Khan.

"Penyebab kebakaran belum diketahui," kata Khan melalui telepon dari kamp. Pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab kebakaran.

Kepala delegasi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Bangladesh, Sanjeev Kafley mengatakan lebih dari 17.000 tempat penampungan telah hangus dalam kobaran api, dan puluhan ribu penduduk telah mengungsi.

“Api menyebar di empat bagian kamp, yang menampung sekitar 124.000 orang, sekitar sepersepuluh dari lebih 1 juta pengungsi  Rohingya di daerah tersebut,” katanya.

"Saya telah berada di Cox's Bazar selama tiga setengah tahun dan belum pernah melihat kebakaran seperti itu," katanya kepada Reuters. 

“Orang-orang ini telah mengungsi dua kali. Bagi banyak orang tidak ada yang tersisa (harta benda),” ujarnya.

Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa didirikannya pagar kawat berduri di sekitar kamp, menjebak banyak orang, melukai beberapa orang dan menyebabkan badan-badan kemanusiaan internasional telah meminta pencabutan.

Organisasi kemanusiaan Refugees International, memperkirakan 50.000 orang telah mengungsi. Tingkat kerusakan mungkin tidak diketahui dalam kurun waktu berapa lama bisa diselesaikan.

"Banyak anak hilang, dan beberapa tidak dapat melarikan diri karena kawat berduri dipasang di kamp," katanya dalam sebuah pernyataan.

John Quinley dari Fortify Rights, sebuah organisasi hak asasi yang bekerja untuk Rohingya, mengatakan bahwa pihaknya telah mendengar laporan serupa. Ia menyebut pagar telah menghambat distribusi bantuan kemanusiaan dan layanan vital di kamp-kamp di tersebut.

“Pemerintah harus membuka pagar dan melindungi pengungsi,” kata Quinley. 

"Sekarang telah terjadi sejumlah kebakaran besar di kamp-kamp termasuk kebakaran besar di bulan Januari tahun ini ... Pihak berwenang harus melakukan penyelidikan yang tepat atas penyebab kebakaran tersebut," tambahnya.

Sebagian besar orang di kamp-kamp itu melarikan diri dari Myanmar pada 2017, di tengah tindakan keras pimpinan militer terhadap Rohingya yang menurut penyelidik PBB, mereka dieksekusi dengan "niat genosida", meski tuduhan itu dibantah oleh Myanmar.

271