Home Teknologi Pakar Minta Kampus Segera Buat Inovasi Perpustakaan Digital

Pakar Minta Kampus Segera Buat Inovasi Perpustakaan Digital

Jakarta, Gatra.com - Kondisi Pandemi Covid-19 mau tak mau memaksa Perguruan Tinggi menutup beberapa akses fasilitas yang tersedia didalam lingkungan kampus. Salah satunya yang disayangkan yakni harus ditutup sementara akses perpustakaan di beberapa perguruan tinggi.

Disampaikan Ketua Umum Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI), Mariyah, sejatinya akses perpustakaan sangatlah vital, mengingat perpustakaan kampus mempunyai beberapa koleksi yang beragam dan bisa dimanfaatkan baik mahasiswa maupun masyarakat umum.

Oleh karenanya, dalam beradaptasicdnegan pandemi, Mariyah perpustakaan di perguruan tinggi mampu bertransformasi di saat pandemi covid-19.  “Pandemi covid-19 telah memaksa perpustakaan perguruan tinggi mengubah metode layanan yang sebelumnya luring menjadi daring. Perpustakaan harus dapat diakses mahasiswa kapan saja dan di mana saja,” kata Mariyah, dalam Rakornas Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan Perpusnas secara daring, Selasa (23/3).

Mariyah pun juga menuturkan, pandemi covid-19 jangan sampai membuat para pemangku kepentingan perpustakaan di daerah maupun di sekolah/perguruan tinggi mengabaikan pentingnya pengadaan bahan bacaan, layanan dan ekonomi Indonesia. Karena yang dirinya takutkan, dengan alasan pandemi, maka anggaran pengadaan bahan bacaan dikurangi oleh beberapa pihak, karena dana dialokasikan untuk penyediaan sarana protokol kesehatan.

"Itu jangan sampai terjadi. Karena, standar bahan bacaan khususnya di perguruan tinggi harus memenuhi keragaman jenis koleksi, jumlah yang tersedia dan pengembangannya. Jenis koleksi tercetak dan digital, karya rekam untuk koleksi buku wajib mata kuliah, bacaan umum, referensi, terbitan berkala, muatan lokal, laporan penelitian, hingga jurnal," bebernya.

Setidaknya, sambung Mariyah, diharapkan untuk setiap mata kuliah terdapat tiga judul buku, dua judul buku pengayaan, dua jurnal ilmiah per program studi.  "Selain itu, sebaiknya penambahan jumlah dan jenis bahan bacaan setiap tahunnya minimal tiga persen dari total koleksi yang ada,” pungkas Mariyah.

 

208