Home Ekonomi BI: Pembentukan Ekosistem, Kunci Kolaborasi Bank dan Tekfin

BI: Pembentukan Ekosistem, Kunci Kolaborasi Bank dan Tekfin

Jakarta, Gatra.com- Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta mengatakan bahwa BI memperkirakan ekonomi indonesia pada 2021 akan mampu bertumbuh 4,3% sampai 5,3%. Proyeksi ini terlihat seiring dengan adanya arah pemulihan ekonomi nasional di tanah air.

“Adanya pelaksanaan vaksinasi dan digitalisasi, prediksi Bank Indonesia ekonomi indonesia pada 2021 akan mampu bertumbuh sampai 5,3%,” jelas Filianingsih pada webinar Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021 bertajuk ‘Payment System in Digital Era’ pada Rabu (24/3).

Walaupun perkembangan digitalisasi mengalami pertumbuhan yang pesat selama pandemi, bukan berarti tak ada tantangan yang menghampiri. Filianingsih mengatakan, hambatan itu muncul karena belum meratanya kegiatan ekonomi di Indonesia.

Menurutnya, pembentukan ekosistem menjadi kunci kolaborasi antara bank dan fintech, termasuk UMKM yang menjadi kekuatan utama ekonomi. Dan bertujuan membawa 91,1 juta penduduk unbanked dan 62,9 juta UMKM ke dalam ekonomi dan keuangan formal secara sustainable melalui pemanfaatan.

“SDM (Sumber Daya Manusia) kekurangan tenaga kerja, pusat kegiatan ekonomi masih terkonsentrasi di Jawa Barat khususnya Jakarta," kata Filianingsih.

Hal ini juga yang menyebabkan transaksi digital belum merata karena digitalisasi perlu di navigasi melalui pendekatan kebijakan yang tidak bisa sektoral. "Tapi juga komprehensif dan struktural supaya transformasi digital ini mampu mengintegrasikan seluruh pelaku ekonomi,” ucap Filianingsih.

Sebagai informasi, transaksi e-commerce di triwulan IV tahun 2020 itu mencapai Rp90,28 triliun atau meningkat sekitar 28%. Digital banking mencapai 12,4% dan secara tahunan tumbuh pesat mencapai 41%.

"Sementara itu kalau kita lihat di uang elektronik mengalami pertumbuhan yg besar secara Q+Q 18% dan secara Year on Year hampir 20%,” papar Filianingsih.

Presiden OVO, Karaniya Dharmasaputra menambahkan bahwa ekonomi digital mulai berhasil masuk ke banyak pelaku ekonomi, termasuk UMKM. Bahkan sebagian besar merchant OVO didominasi oleh UMKM.

“Hampir 900 ribu merchant kami 90% nya itu UMKM. Di mana ekosistem dari merchant UMKM ini sebetulnya bisa dimanfaatkan dengan sangat menarik oleh berbagai inisiatif. Jumlah pedagang di OVO pada 2020 mencapai 66%,” kata Kara.

Ia menganggap uang elektronik kini tidak hanya untuk sekadar membayar parkir saja, tapi juga bisa sebagai alat untuk mendorong pasar modal. Terbukti selama pandemi terjadi pertumbuhan yang luar biasa di reksa dana, investasi, dan Bareksa.Jadi bermain investasi bisa dilakukan dengan uang elektronik.

“Hampir 55% di Bareksa, Reksadana yang membeli dana dengan uang elektronik. Ini bukti industri e-money sudah going beyond payment. Ini potensi menarik dan penting dikembangkan terus ke depan," pungkasnya.

169