Home Kesehatan 3 T Disebut Tak Berjalan Baik

3 T Disebut Tak Berjalan Baik

Karanganyar, Gatra.com - Penanganan Covid-19 di Kabupaten Karanganyar disebut belum cukup baik. Terutama di sisi 3 T (testing, tracing and treatment).

Wakil Ketua DPRD Karanganyar Rohadi Widodo menyayangkan sikap Bupati Karanganyar Juliyatmono yang lebih memilih untuk memprioritaskan kerja sama operasi (KSO) dengan klinik-klinik pemilik fasilitas laboratorium uji PCR terkait deteksi Covid-19, alih-alih membeli sendiri alat tersebut. Sejauh ini, uji lab swab PCR mengandalkan bantuan pemerintah di RSU Dr Moewardi Solo.

"Padahal sebenarnya kita mampu beli. Bupati tinggal memerintahkan RSUD. Itu kan BLUD, pasti bisa membelinya. Kalau selama ini dengan kirim spesimen ke RS Dr Moerwardi, butuh waktu berhari-hari. Suspek terlanjur isolasi lama, sehingga mengorbankan pekerjaannya. Saat keluar hasilnya negatif. Lalu yang positif, terlanjur pergi kemana-mana dan tanpa sengaja menulari yang lain. Dari pengalaman saya sendiri, langsung uji swab di Sragen yang sudah memiliki alat swab PCR. Pagi diambil sampel, sorenya hasil bisa keluar," katanya kepada Gatra.com, Kamis (25/3).

Dengan kepemilikan laboratorium uji PCR sedianya mempercepat deteksi penyebaran Covid-19 atau lumrah disebut 3 T. Hasil laporan Dinas Kesehatan terkait persebarannya memang stabil turun. Saat ini berkisar 200-300 kasus aktif. Meski demikian, Rohadi belum merasa puas.

"Penanganannya belum sistematis. Pucuk pimpinan dari Dinas Kesehatan bukan orang lapangan, jadi kurang memahami langkah strategis. Jika kita memiliki lab PCR dari awal, tidak akan berlarut-larut pelaksanaan 3 T," katanya.

Alasan Bupati Karanganyar bahwa pengadaan laboratorium uji PCR sia-sia, menurutnya tidak masuk akal. Jika pandemi Covid-19 telah berakhir, lab tersebut, lanjutnya, tetap berfungsi.

"Bisa untuk meneliti kasus lain. PCR bukan hanya buat mendeteksi Covid-19. Buktinya kabupaten lain juga punya seperti Sragen, Boyolali dan Wonogiri. Di sana juga tidak beranggapan beli alat PCR muspra," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Bupati Karanganyar Juliyatmono memutuskan untuk tidak membeli alat uji PCR untuk deteksi Covid-19 di Karanganyar. Menurutnya, pembelian alat uji PCR ke depannya berpotensi sia-sia. Selain itu, langkah pembuatan fasilitas mandiri akan berdampak pada membengkaknya biaya operasional nantinya.

"Kalau sudah beli nanti saat pandemi sudah selesai alatnya mau diapakan malah jadi sia-sia. Apalagi kalau beli nanti membiayai juga operasionalnya, bayar petugas laboratorium, dan lain-lain. Kalikan berapa sampel juga kan biayanya besar. Dananya dari mana nanti buat bayar," ujarnya belum lama ini.

 
110