Home Ekonomi Di Kendal Santri Mahir Membuat Pesawat Aeromodeling

Di Kendal Santri Mahir Membuat Pesawat Aeromodeling

Kendal, Gatra.com - Santriwan santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ma'wa Desa Sumbersari Kecamatan Ngampel Kendal Jawa Tengah, tak hanya mahir dalam belajar ilmu agama. Namun, juga mahir membuat pesawat nirawak yang biasa digunakan dalam olahraga dirgantara.
 
Ponpes Al Ma'wa sebagai satu-satunya ponpes di Indonesia yang mengajarkan santrinya membuat pesawat aeromodelling juga telah melakukan ujicoba terbang pesawat rakitan santrinya dengan menggunakan remote control.
 
Produksi pesawat dilakukan sekitar 50 santri tingkat SMP dan SMA dengan menggunakan dua mesin diantaranya, menggunakan mesin baterai dan mesin berbahan bakar minyak.
 
Mahirnya santri Ponpes Al Ma'wa Desa Sumbersari merakit pesawat aeromodelling tak lepas dari campur tangan anggota kepolisian dari Polda Jawa Tengah, Aiptu Sutrisno.
 
Tanpa pantang menyerah, kegigihan anggota polisi yang berdinas di Polda Jateng terus memberikan pelatihan kepada para santri cara membuat pesawat aeromodelling. Tak hanya itu, Sutrisno juga mengajarkan cara mengoperasikan pesawat aeromodelling kepada para santri.
 
Sutrisno yang berdinas sebagai anggota Intelkam Polda Jateng mengaku, melakukan pengabdiannya mengajarkan cara membuat pesawat dilakukan tanpa meminta imbalan.
 
"Tujuan saya hanya ingin berbagi ilmu dengan santri agar santri tidak hanya pandai mengaji saja. Namun, setelah lulus pesantren, santri memiliki sebuah ketrampilan khusus," kata Sutrisno, Sabtu (27/3).
 
Dikatakan, aeromodeling saat ini sudah resmi menjadi cabang olahraga dirgantara. Terbentuknya organisasi aeromodelling yang diberi nama Federasi Aeromodelling Seluruh Indonesia (Fasi) dijadikan induk dari olahraga dirgantara seluruh Indonesia.
 
Diproduksinya pesawat ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat mencari pesawat nirawak agar tak perlu jauh-jauh pergi le luar kota.
 
"Sejak tahun 1978, aeromodelling sudah dilombakan sebagai lomba ekshibisi di Pekan Olahraga Nasional (PON) dan dilombakan baik tingkat regional, nasional maupun tingkat internasional," paparnya.
 
Selaku intruktur pembuatan pesawat, dirinya juga mengungkapkan, beberapa bulan lalu ujicoba pesawat aeromodelling disaksikan langsung oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah Taj Yasin Maemun.
 
"Wagub sangat mendukung santri bisa memproduksi pesawat ini. Bahkan, Wagub meminta untuk diproduksi dalam jumlah banyak agar bisa diikutkan dalam pameran dan akan memberi support," tuturnya.
 
Sutrisno menceritakan, dalam pembuatan replika pesawat tanpa awak ini, dirinya juga melibatkan para santriwati yang bertugas untuk mengamplas dan melakukan pengepakan.
 
Dia juga mengaku, saat ini dirinya bersama para santri baru bisa memproduksi dua puluh  pesawat aeromodeling. 
 
Ke depan, Ponpes Al Ma'wa bisa menjadi tempat belajar dari ponpes lainnya, terkait dengan pembuatan replika pesawat terbang tanpa awak.
 
Sementara itu, Bupati Kendal Dico M Ganinduto yang berkesempatan meninjau langsung proses perakitan pesawat aeromodelling mengaku tertarik dan langsung memesan satu pesawat aeromodelling.
 
"Awalnya saya mau memesan yang di depan itu, karena pesawatnya gede. Tapi tadi disarankan untuk yang ukuran kecil dulu karena belum mahir dalam menerbangkannya," kata Dico.
 
Dico yang hadir mengunjungi perakitan pesawat dengan didampingi anggota DPR RI dari Komisi X Mujib Rohmad sangat mengapresiasi sekali upaya perakitan pesawat yang sedang ditekuni santri Ponpes Al Ma'wa. Bahkan dirinya berencana, nantinya di Ponpes  Al Ma'wa akan dijadikan desa wisata aeromodeling, sehingga juga bisa mengangkat ponpesnya, desanya, sekaligus  kabupatennya. 
 
"Semua akan terangkat  jika nanti jadi desa wisata  aeromodeling," jelasnya.
 
Apresiasi juga datang dari anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Mujib Rohmad yang mengaku sangat mendukung upaya pengembangan ekonomi di pondok pesantren dengan perakitan pesawat aeromodelling. "Pendidikan vokasi seperti ini sangat bagus. Saya akan sampaikan ini ke Kementerian Agama agar ada upaya dukungan dalam pengembangannya," terangnya.
 
Dukungan kepada Sutrisno dalam melatih perakitan pesawat aeromodelling juga datang dari Direktur Inteljen Polda Jateng, Kombes Pol Djati Wiyoto Arbadhy.
 
"Yang dilakukan Sutrisno ini sangat inspiratif dan bisa membantu perekonomian masyarakat. Selain itu, ini  juga bisa memotifasi bagi setiap anggota Polri sekaligus sebagai bentuk pendekatan pada masyarakat," ungkapnya secara terpisah.
 
Wiyoto berharap agar Sutrisno bisa  melanjutkan perjuanganya di Ponpes  Al Ma'wa dan di tengah-tengah masyarakat.
 
Salah seorang santri yang tengah merakit pesawat Aeromodelling, Akhmad Akhirohmatul Khoiron mengaku, dalam proses perakitan yang dijalani, paling sulit saat merakit bagian sayap pesawat.
 
"Butuh ketelitian dan kejelian dalam proses merakit bagian sayap," ungkapnya.
 
Pengasuh Ponpes Al Ma'wa, KH Akhmad Munawir mengatakan, di tengah pandemi seperti saat ini, para santri diajari cara membuat pesawat aeromodelling seminggu sekali dan tidak mengganggu proses kegiatan belajar di pesantren.
 
"Saya sangat mendukung kegiatan ini dan berencana membuatkan gedung khusus tempat pembuatan pesawat," ujarnya.
 
Ia berharap, dengan adanya pelatihan pembuatan pesawat aeromodelling dan didukung dengan pembuatan lapangan pacu pesawat aeromodelling dapat mengembangkan ekonomi kreatif di pondok pesantren.
 
Pesawat aeromodeling buatan para santri ini dibandrol dari harga Rp1,5 juta hingga Rp8 juta lengkap dengan berbagai aksesoris pesawat.  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
591