Home Hukum Pengamat Teroris Sebut Bom Makassar Kecolongan

Pengamat Teroris Sebut Bom Makassar Kecolongan

Sukoharjo, Gatra.com - Pandemi Covid-19 memang menyita perhatian dari berbagai pihak. Pengamat aksi teror menilai Pemerintah Indonesia sudah kecolongan lantaran masih muncul aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makasar, hari Minggu kemarin.

Menurut pengamat teroris yang pernah belajar militer di Afganistan, Dr Amir Mahmud, saat ini pemerintah tengah fokus pada permasalahan pandemi Covid-19. Dimana salah satu masalah utama imbas dari pandemi adalah ekonomi. Sehingga kemungkinan besar hal itu menjadi pemicu adanya aksi terorisme. 

"Disisi lain tetap ada alasan kekecewaan dan tidak percaya pemerintah, maupun doktrin-doktrin pendahulu," ucapnya Selasa (30/3).

Amir menyebut, dari sejumlah terduga pelaku yang sudah ditangkap petugas memiliki hubungan dengan sejumlah organisasi garis keras yang sudah lama eksis, seperti JAD atau ISIS dan JI. Hal tersebut harus menjadi perhatian khusus oleh pemerintah, artinya sistem sel mereka masih jalan. 

"Bukti deradikalisasi belum optimal. Organisasinya sudah tidak ada tapi doktrinnya masih estafet. Ini bahaya. Apalagi pada masa kini saat pandemi dimana semua gerakan terbatas di rumah saja membuat warga semakin individualis dibawah himpitan ekonomi yang berat," terangnya.

Menyikapi hal itu, pemerintah harus hadir dan gerak cepat untuk menghambatnya dan berusaha memulihkan. Dimana solusi nyata adalah menyelesaikan masalah ekonomi. 

Kepada Densus 88 Dr Amir mengapresiasi kinerja yang cepat mengamankan sejumlah terduga yang terkait bom Makassar, meskipun belum tuntas.

"Kami mengecam aksi teroris dan mengapresiasi kinerja Densus 88, namun jangan lengah. Kami memprediksi ada bahaya yang masih mengancam, yakni kebangkitan pelaku teroris mandiri, alias tidak secara langsung berafiliasi dengan organisasi keras namun mereka berpotensi melakukan aksi teror," tandasnya.

215