Home Gaya Hidup UGM Luncurkan Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi Indonesia

UGM Luncurkan Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi Indonesia

Sleman, Gatra.com - Indonesia memiliki kekayaan kuliner dan gastronomi yang luar biasa. Sayangnya belum banyak dokumentasi dan kajian ilmiah tentang hal tersebut.

Hal ini mengemuka dalam Webinar dan Launching Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi Indonesia (PK2GI) pada Selasa (30/3). Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Eni Haryani menjelaskan, gastronomi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan seni, praktik, dan kajian tentang pemilihan, penyiapan, produksi, penyajian, serta penikmatan berbagai makanan dan minuman.

"Cakupan gastronomi itu luas sekali. Mulai dari sejarah bahan pangan, cara mengolah hidangan, hingga kebiasaan makan termasuk legendanya," tambah Eni. Dia berpendapat, Indonesia memiliki beragam pengetahuan asli dan kearifan lokal yang belum banyak diungkap. Oleh sebab itu, supaya dikenal dan diakui kebenarannya, informasi tersebut perlu dihimpun menjadi ilmu melalui proses yang terstruktur dan sistematis.

"Kekayaan ini jika dikelola secara optimal dapat berdampak luas sekaligus mensejahterakan," ungkapnya. Hal tersebut yang kemudian melatarbelakangi UGM mendirikan PK2GI yang akan mendokumentasikan, memetakan, mempelajari, mengembangkan, dan mengenalkan gastronomi Indonesia secara luas.

Redaktur Senior Jurnal Prisma, Ismid Hadad turut hadir dalam acara ini. Dalam sambutannya, dia menilai bahwa gastronomi merupakan topik yang baru dan relevan untuk Indonesia saat ini tapi belum banyak dibahas publik pembaca. "Indonesia punya banyak tanaman pangan selain padi. Bumbu makanan sedap bukan hanya dari garam dan kecap," imbuhnya.

Adapun Rektor UGM Prof. Panut Mulyono berharap, PK2GI dapat menjadi wadah peneliti dan praktisi untuk mendalami bidang kuliner dan gastronomi. Dengan demikian, semakin banyak produk kuliner Indonesia yang dapat diterima dunia.

"Semoga kajian PK2GI dapat menjadikan kuliner Indonesia dikenal, dicintai, dan dikembangkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Hal ini bisa mendukung kedaulatan pangan, proses diplomasi, peningkatan ekonomi, maupun tujuan lain," tambahnya.

303