Home Teknologi Orangutan Tapanuli, Kera Besar Terlangka Terancam Punah

Orangutan Tapanuli, Kera Besar Terlangka Terancam Punah

Batang Toru, Gatra.com- Orangutan Tapanuli, spesies kera besar yang paling terancam punah di Bumi, mungkin lebih mendekati kepunahan daripada yang diperkirakan sebelumnya, The Hill melaporkan. Live Science, 1/4.

 

Kera besar itu sekarang dapat ditemukan di pegunungan Batang Toru di Sumatera Utara, di mana mereka menempati kurang dari 3% dari habitat mereka, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 4 Januari dalam jurnal PLoS One. Dengan populasi kurang dari 800 orangutan Tapanuli yang tersisa di Batang Toru, spesies ini terancam punah.

Jika lebih dari 1% populasi dewasa dibunuh, ditangkap atau dipindahkan setiap tahun, orangutan Tapanuli akan menjadi spesies kera besar pertama yang punah di zaman modern, penulis studi Erik Meijaard, seorang ilmuwan konservasi dan pendiri kelompok konservasi Borneo Futures, kata The Hill.

Studi tersebut, berdasarkan catatan sejarah dari wilayah tersebut, menemukan bahwa kera terdesak di habitanya di pegunungan Batang Toru oleh pemburu yang menargetkan kera tersebut, serta fragmentasi habitat mereka sebelumnya, The Hill melaporkan. Idealnya, orangutan harus dapat berpindah di antara berbagai lingkungan, termasuk dataran rendah, untuk memaksimalkan peluang bertahan hidup, tetapi sebaliknya mereka tetap terjebak di dataran tinggi yang tidak cocok untuk mereka secara optimal, kata penulis.

Habitat yang terbatas ini pun bisa segera terancam oleh pembangkit listrik tenaga air baru yang akan berlokasi di Sungai Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Proyek seluas 301 acre (122 hektare) ini akan menghalangi beberapa subpopulasi orangutan Tapanuli untuk berbaur, yang dapat menyebabkan perkawinan sedarah dan membatasi keragaman genetik spesies tersebut.

Perusahaan PT North Sumatera Hydro Energy (PT NHSE) telah menghentikan sementara pembangunan pabrik karena pandemi COVID-19. Proyek tersebut juga kehilangan dana utama dari Bank of China, sehingga konstruksi mungkin akan tetap ditunda selama beberapa tahun. Meijaard dan rekan penulisnya ingin agar pengembang, pemerintah, IUCN, dan Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP) menggunakan jeda ini untuk meluncurkan penyelidikan independen untuk menilai ancaman terhadap orangutan.

Sebelumnya, PT NHSE mendanai penilaiannya sendiri dan menyimpulkan bahwa proyek tersebut tidak akan mengancam habitat kera. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) kemudian merilis laporannya sendiri, yang membantah penilaian PT NHSE.

Selain pembangkit listrik, ada faktor lain yang mengancam kelangsungan hidup orangutan Tapanuli. Anda dapat membaca lebih lanjut di The Hill.

1992