Home Ekonomi Harga Anjlok, Petani Sumsel Diminta Tunda Menjual Gabah

Harga Anjlok, Petani Sumsel Diminta Tunda Menjual Gabah

Palembang, Gatra.com - Dinas Pertanian Tananam Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) meminta para petani di wilayahnya untuk menunda menjual Gabah Kering Giling (GKG) yang melebihi kebutuhan hidup. Ini menyusul lantaran anjloknya harga gabah saat ini.

Apalagi, banyak petani di Bumi Sriwijaya yang menjual gabah dan beras jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan Perum Bulog sebesar Rp 5.300 untuk gabah per kilogram (kg) dan Rp 8.300/kg untuk beras. Dimana petani hanya bisa menjual gabah berkisar Rp 3.500 sampai Rp 4.000 per kilogram.

“Karena itu, saat ini jual dulu saja (gabah dan beras) sesuai kebutuhan. Sisanya itu tunda dulu sampai HPP kembali naik,” ujar Kepala Dinas Pertanian Tananam Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel, R Bambang Pramono di Palembang, Rabu (31/3).

Menurutnya, sejauh ini tengah terjadi produksi yang meningkat dan pemerintah kewalahan akan hal itu. Karena itu, harga di kalangan petani menurun. “Kita juga akan menggerakan 1.000 penyuluh pertanian guna menginformasikan dan mengedukai petani agar bisa menahan penjualan GKG,” katanya.

Pihaknya pun mengaku saat ini belum maksimal dalam manage hasil panen GKG petani sampai ketika hari panen. Hal tersebut rencananya akan terus dioptimalkan.

“Kita akan berupaya meningkatkan harga, tak hanya pada peningkatan produksi saja. Ya, salah satu upaya itu kita akan me-manage kembali hasil panen. Itu yang belum kita lakukan secara optimal,” ujarnya.

Berdasarkan angka statistik pada 2020, lanjutnya, GKG di Sumsel tercatat mencapai 2,71 juta ton. Dimana jumlah tersebut setara dengan 1,47 juta ton beras. Konsumsi per tahun dengan jumlah penduduk 8,24 juta jiwa di kali dengan 98 kg per kapita per tahun akan dapat angka 850 ribu ton beras per tahun.

“Jadi, surplus. Sumsel saat ini masih ada lebih dari 900 ribu ton beras. Saat ini juga proyeksi panen sampai April 2021 diperkirkan ada 774 ribu ton GKG atau setara dengan 400 ribu ton beras,” ujarnya.

Diungkapkannya, mengenai pangan Sumsel sendiri menjadi provinsi tertinggi ke-tiga di Indonesia untuk serapan GKG. “Itu se-Indonesia. Apalagi, 22 Maret 2021 lalu juga serapan Bulog telah mencapai 15 ribu ton GKG,” katanya.


 

458