Home Politik Retno: Pembatasan Vaksin Bisa Bikin Pemulihan Ekonomi Lambat

Retno: Pembatasan Vaksin Bisa Bikin Pemulihan Ekonomi Lambat

Jakarta, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Lestari Priansari Marsudi menyebutkan pembahasan kerjasama di bidang vaksin dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Rusia didasari pembatasan dan pelarangan ekspor negara-negara produsen vaksin.

Alasan pembatasan dan larangan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di mana beberapa negara mengalami lonjakan kasus.

Menurut Retno, pembatasan ini mempengaruhi rantai pasok penyediaan vaksin dunia."Pembatasan dan larangan-larangan ini sangat berpengaruh terhadap laju rantai pasok penyediaan vaksin bagi dunia, baik melalui jalur bilateral maupun melalui jalur multilateral," ujar Retno melalui aplikasi Zoom pada Kamis (02/04).

Retno khawatir jika pembatasan dan pelarangan ini membuat pemulihan ekonomi menjadi lambat. Hal ini dikarenakan dunia yang lebih lama untuk bisa pulih dari pandemi Covid-19.

Retno menyebutkan bahwa sebagai salah satu co-chairs dari COVAX AMC Engagement Group dirinya memiliki tanggung jawab moral untuk memperjuangkan kerjasama vaksin untuk semua negara.

"Saya memiliki tanggung jawab moral untuk terus menyerukan kerjasama agar kesetaraan akses terhadap vakin untuk semua negara dapat terlaksana," ucap Retno.

Menurut penuturan Retno, Indonesia membahas pengiriman vaksin dari Tiongkok berdasarkan jadwal dan rencana menjadikan Indonesia sebagai negara Hub Vaccine untuk Asia Tenggara.

Seperti diketahui, vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia sebanyak 1,1 juta dosis pada awal Maret lalu, adalah hasil kerjasama dan bantuan skema COVAX dan WHO. Hanya saja, adanya perseteruan AstraZeneca dan negara-negara Uni Eropa, serta melonjaknya angka kasus Covid-19 di India (dimana India adalah salah satu negara yang punya pabrik AstraZeneca), membuat negara-negara tersebut akan melakukan embargo vaksin AstraZeneca ke negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya lebih dahulu. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa pihak Covax-GAVI belum memberikan kepastian kapan pengiriman vaksin AstraZeneca gelombang kedua dan ketiga akan dilakukan. "Mereka mengatakan sampai sekitar Mei 2021," kata Menkes beberapa hari lalu.

177