Home Ekonomi Keren, Keuntungan BUMDes Dibagi Sampai RT

Keren, Keuntungan BUMDes Dibagi Sampai RT

Karanganyar, Gatra.com - Penghasilan asli desa dari unit usaha BUMDes Berjo, Ngargoyoso termasuk tertinggi di Kabupaten Karanganyar. Sebagai bentuk kontribusi ke masyarakat, sebagian keuntungan dibagi rata ke-50 Rt di wilayah tersebut.

"Dari 7 bulan usai menjabat sejak 4 April 2020 hingga 31 Desember 2020, keuntungannya Rp3,4 miliar dari penjualan tiket obyek wisata Jumog dan Telaga Madirda. Masyarakat berhak menikmatinya. Itu bukan milik pemerintah desa," kata Kades Berjo, Suyatno kepada wartawan di sela pembagian hibah bantuan kas Rt di aula kantor desa, Selasa (6/4).

Dari keuntungan BUMDes tahun 2020 Rp3,4 miliar, sebanyak 500 juta disisihkan untuk masyarakat. Di tahap awal dibagi ke 50 Rt, masing-masing Rt berhak Rp5 juta. Tahap selanjutnya diperkirakan sama atau dalam bentuk program pemberdayaan. Selain itu, ketua Rt dan Rw bakal menerima laptop.

"Rencana semua dibagi laptop. Ada 50 Rt dan 15 Rw," jelasnya. Sebagian keuntungan BUMDes juga dibelanjakan paket sembako bagi lansia, yatim piatu dan fakir miskin.

"Ini dibagi 30 paket dulu. Rencana sebulan dua kali sampai akhir tahun. Orangnya berganti sehingga merata. Per paket senilai Rp90 ribu isinya sembako. Untuk paket ini setara 2,5 persen dari keuntungan BUMDes," katanya.

Berdasarkan penelusuran Gatra.com, keuntungan BUMDes Berjo merupakan tertinggi dari usaha desa se Kabupaten Karanganyar. Obyek wisata Jumog dan Telaga Madirda merupakan primadona di Karanganyar yang dikunjungi ribuan orang tiap akhir pekan.

Ketua Rt 04 Rw 01 Dusun Babadan, Yoso Sutarno mengaku lega terkait pemberian hibah bantuan keuangan Rt bersumber keuntungan BUMDes.

"Baru kali ini masyarakat sekitar bisa ikut merasakan. Sebelumnya, pemdes belum pernah sama sekali memberikan kontribusi dari keuntungan usaha desa. Sehingga sekarang, kami merasa lebih memiliki aset desa itu," katanya.

Bantuan itu masuk ke kas desa yang akan dibelanjakan kebutuhan masyarakat seperti perkakas rumah tangga dan kebutuhan kolektif lainnya.

1863