Home Internasional Orang Muda Lebih Pilih Pfizer, Australia Abaikan Target Awal

Orang Muda Lebih Pilih Pfizer, Australia Abaikan Target Awal

Sydney, Gatra.com – Australia sempat menargetkan untuk memvaksin hampir semua penduduknya pada akhir 2021. Target ini lalu diabaikan menyusul saran bahwa orang yang berusia di bawah 50 tahun lebih memilih vaksin Covid-19 Pfizer daripada AstraZeneca.

Sebelumnya negara berpopulasi 26 juta ini mengandalkan vaksin AstraZeneca untuk sebagian besar suntikannya.

Dengan keadaan tersebut, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan tidak berencana menetapkan target baru untuk menyelesaikan program vaksinasi. "Meskipun kami ingin melihat dosis ini selesai sebelum akhir tahun, tidak mungkin untuk menetapkan target seperti itu mengingat banyaknya ketidakpastian yang terlibat," kata Morrison seperti dilansir Reuters (12/4).

Pihak berwenang di Canberra pada Kamis (8/4) mengubah rekomendasi tentang suntikan Pfizer bagi orang yang berusia kurang dari 50 tahun. Saran tersebut mengemuka setelah regulator Eropa menegaskan kembali kemungkinan hubungan antara suntikan AstraZeneca dengan laporan kasus pembekuan darah yang jarang terjadi.

Australia, yang pekan lalu bergegas melipatgandakan pesanan Pfizer, awalnya berencana selesai memvaksin seluruh penduduknya pada akhir Oktober.

Aturan ketat Australia relatif berhasil menghentikan penularan virus Covid-19 di masyarakat. Meski demikian, program vaksinasi telah menjadi topik politik hangat yang menjadi sumber gesekan antara Morrison dan para pemimpin negara bagian dan teritori, setelah negara itu hanya memvaksin sebagian kecil dari target empat juta penduduk pada akhir Maret.

Morrison menyebut kira-kira 1,16 juta dosis vaksin telah diberikan. Kecepatan program vaksinasi Australia, menurutnya, sejalan dengan negara-negara lain, termasuk Jerman dan Prancis, bahkan di depan Kanada dan Jepang.

Australia memulai vaksinasi jauh lebih lambat daripada beberapa negara lain, sebagian karena jumlah infeksi yang rendah. Sejak awal pandemi, negara itu hanya mengalami 29.400 kasus infeksi dan 909 kematian.

297