Home Internasional Vaksin Cina Jadi Prioritas Kampanye Vaksinasi di Brasil

Vaksin Cina Jadi Prioritas Kampanye Vaksinasi di Brasil

Sao Paulo, Gatra.com - Sebuah penelitian menemukan bahwa penggunaan vaksin Cina menjadi prioritas utama dalam kampanye vaksinasi di Brasil, pada Minggu, (11/4).

Brasil mencatat 1.803 kematian baru akibat COVID-19. 

Dikutip Reuters, Senin (12/4), temuan itu dinilai 50 % efektif melawan varian baru yang dapat tumbuh di negeri yang telah terjangkit penyakit menular tersebut, yang dikenal dengan P1.

Kementerian Kesehatan Brasil menuturkan pada hari Minggu, (11/4) bahwa dalam beberapa pekan terakhir, negaranya telah menjadi episentrum global pandemi virus corona, di mana telah mengalami lebih dari 37.000 kasus baru. Lebih dari 353.000 kematian. Tercatat negara yang memiliki jumlah kematian akibat COVID-19 tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. 

Baru-baru ini wabah tersebut mencapai fase paling parah akibat kurangnya pembatasan, peluncuran vaksin yang tak merata, serta varian P1.

Sao Paulo’s Butantan biomedical institute pada Minggu, (11/4), yang melakukan pengujian dan kini memproduksi vaksin CoronaVac yang dikembangkan oleh Cina Sinovac Biotech Ltd, mengungkapkan yang dilakukannya telah menemukan suntikan itu memiliki tingkat kemanjuran 50,7% terhadap varian P1, dan jenis yang kurang dikenal luas sebagai P2. 

Presiden Brasil Jair Bolsonaro, mendapat kecaman karena penanganannya terhadap wabah tersebut. Awalnya ia mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan membeli vaksin Sinovac, namun berbalik hingga pemerintahnya berjuang untuk mengamankan pasokan. Sejak saat itu, vaksin asal Cina telah menjadi yang terbanyak digunakan di negara tersebut.

Sao Paulo’s Butantan biomedical institute juga mengungkapkan jika dosis kedua disuntikan lebih dari dua minggu, kemanjurannya dapat meningkat menjadi 62,3%. Vaksin itu juga mempunyai tingkat kemanjuran antara 83,7% dan 100% dalam mencegah mereka yang terinfeksi.

Penelitian tersebut telah dikirim ke jurnal medis The Lancet untuk dipublikasikan, dan telah menguji 12.400 sukarelawan di seluruh negara Brasil.

348

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR