Home Kebencanaan Bencana dan Perubahan Iklim Hambat Pengentasan Kemiskinan

Bencana dan Perubahan Iklim Hambat Pengentasan Kemiskinan

Jakarta, Gatra.com – Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, mengungkapkan bahwa bencana dan perubahan iklim menjadi penghalang tercapainya kesejahteraan rakyat Indonesia.

“Bencana dan perubahan iklim ini menjadi salah satu hambatan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dan terutama adalah mengenai pencapaian pengentasan kemiskinan,” ujar Lilik dalam sebuah acara Webinar Journal Club bertajuk "Potret 10 Tahun Kebijakan dan Aksi Pengurangan Risiko Bencana Iklim di Indonesia" yang digelar Rabu, (14/4).

“Kita tahu masalah bencana di Indonesia itu mungkin sekitar 95% adalah bencana-bencana hidrometeorologi, bencana yang terkait dengan iklim,” tambah Lilik.

Seperti diketahui, pada bulan April ini saja, bencana-bencana hidrometeorologi menghantui berbagai wilayah seperti Nusa Tenggara Tiimur, Malang, dan beberapa wilayah di Indonesia timur.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi adalah bencana-bencana susulan seperti longsor, banjir bandang, dan pohon tumbang yang berpotensi terjadi setelah suatu wilayah dihantam gempa atau siklon tropis.

Sebagai contoh, bencana hidrometeorologi ini terjadi di NTT ketika wilayah tersebut ditimpa Siklon Tropis Seroja. Bencana susulan longsor dan banjir bandang mengungsikan puluhan ribu orang, membuat banyak desa terisolasi, dan memaksa BNPB menerapkan masa tanggap darurat selama satu bulan. Kabar terbaru menyatakan 178 orang meninggal dunia dan 47 orang masih hilang.

BMKG juga sempat mewanti-wanti Kota Malang dan beberapa wilayah di Jawa Timur lainnya untuk mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi setelah kota tersebut diguncang gempa berkekuatan 6,1 skala richter pada Sabtu, (10/4). Hanya saja, kekhawatiran tersebut tak menjadi kenyataan.

Belum lagi bibit Siklon Tropis 94W yang terdeteksi oleh BMKG yang mulai tumbuh di wilayah Samudera Pasifik, sebelah utara Papua pada Senin, (12/4). BMKG juga menyatakan bahwa siklon ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir bandang, genangan air dan pohon tumbang.

204