Buenos Aires, Gatra.com – Pemerintah Argentina akan memperketat pembatasan terkait penyebaran Covid-19 di sekitar ibukota negara, Buenos Aires, demi menangkal peningkatan infeksi yang meningkat tajam. Kebijakan ini akan menutup sekolah dan memberlakukan jam malam sejak pukul 8 untuk membatasi aktivitas sosial.

Presiden Argentina, Alberto Fernandez, mengatakan bahwa negaranya harus mengulur waktu dalam pertarungan melawan Covid-19, setelah kasus harian mencapai rekor pekan ini.

“Virus (Covid-19) sedang menyerang kita dan masih belum mau tunduk,” ujar Alberto dalam pernyataannya kepada televisi, dikutip reuters, Kamis (15/4).

Kebijakan menutup sekolah di Area Metropolitan Buenos Aires akan diberlakukan sejak hari Senin pekan depan. Olahraga dalam ruangan (indoor) pun akan ditunda. Aktivitas rekreasi, keagamaan, dan budaya pun ditutup. Semua akan berlaku hingga tanggal 30 April.

Argentina mencatatkan 25.157 kasus baru Covid-19 pada hari Rabu, (14/4). Sehari sebelumnya, Negeri Tango mencatatkan rekor tertinggi, yakni 27.001 kasus. Total infeksi Covid-19 di negara tersebut sejauh ini sudah mencapai angka sekitar 2,6 juta kasus dengan 58.542 kasus kematian.

Selama ini, pemerintah Argentina teguh pada pendiriannya untuk tidak memberlakukan karantina wilayah selimut (blanket lockdown) atau karantina wilayah total yang berlaku bagi setiap orang tanpa terkecuali. Hanya saja, baru-baru ini mereka terpaksa harus memilih opsi tersebut karena kenaikan angka kasus melonjak tajam.

Gubernur Buenos Aires, Axel Kicillof, pada pekan ini mengatakan bahwa Argentina sedang menghadapi ‘tsunami’ kasus infeksi Covid-19.

Meski kebijakan untuk menutup sekolah ini mendapatkan protes dari pihak oposisi. Di beberapa wilayah di ibukota negara tersebut, beberapa kelompok masyarakat menekan-nekan klakson mobil dan memukul-mukul panic sebagai bentuk protes terhadap diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial ketat tersebut.