Jakarta, Gatra.com - Rencana pembangunan Bukit Algoritma yang berusaha menyamai pusat inovasi Sillicon Valley di Amerika Serikat bukanlah yang pertama kali. Sejak 2015, pemerintah mencoba membangun Science and Technopark namun hasilnya gagal.
"Ini bukan angan pertama pemerintah untuk mendirikan Sillicon Valley di Indonesia. karena angan ini juga telah dimulai sebenarnya 5 tahun yang lalu dengan program 100 science dan techopark di Indonesia yang saya bisa bilang, gagal," ujar Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Hanif Muhammad dalam diskusi daring, Kamis (15/4).
Hanif menjelaskan rencana pemerintah untuk membangun Science and Technopark seperti Sillicon Valley sudah ada di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dalam rencana tersebut, pemerintah menargetkan membangun 100 Science and Technopark.
"Saya memiliki riset, disertasi saya tahun 2018 tentang program science dan technopark di Indonesia itu tertuang di RPJMN 2015-2019, di mana Indonesia akan membangun 100," terang Hanif.
"Jadi jangan kaget dengan satu bukit algoritma. karena pada tahun 2015, telah dicanangkan 100," imbuh Hanif lagi.
Namu, Hanif mengatakan baru setahun rencana berjalan, pemerintah sudah melakukan revisi. Targetnya berkurang jauh menjadi 22 dan terus mengalami perubahan hingga sekarang. Maka tak heran, hingga saat ini belum terlihat hasil dari rencana tersebut. "100 science and technopark itu belum berjalan setahun, itu sudah direvisi targetnya menjadi 22," tutur Hanif.
