Home Ekonomi Sumba Tengah, Wujud Perubahan Peradaban Pertanian di NTT

Sumba Tengah, Wujud Perubahan Peradaban Pertanian di NTT

Sumba Tengah, Gatra.com- Kabupaten Sumba Tengah merupakan wujud perubahan pertanian di Provinsi NTT. Awalnya menjadi sebuah perdebatan besar dan protes ketika menetapkan Sumba tengah sebagai lokasi Food Estate.

“Semua perdebatan ini akhirnya berhasil dan dikunjung Presiden Jokowi belum lama ini. Beliau mau menyaksikan langsung lokasi Food Estate,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat melakukan Tanam Jagung Hibrida Pioner 35 secara simbolis diatas lahan seluas 260 ha di Desa Dasaelu, Sumba Tengah ( 15/3).

Selain menanam jangung hibrida, Gubernur Laiskodat juga melakukan panen padi secara simbolis untuk luasan lahan 3.000 ha di desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan Kabupaten Sumba Tengah, NTT.

"Panen hari ini menunjukan adanya wujud nyata perubahan peradaban pertanian yang terintegrasi di NTT. Dimulai dari Sumba Tengah dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati, Paul Kira Limu dan Daniel Landa. Keduanya mampu membawa rakyatnya mencapai masa depan yang sejahtera. Keduanya pintar, peduli dan berani mengambil resiko demi kesejahteraan rakyatnya,” jelas Laiskodat.

Lebih lanjut Laiskodat menargetkan tahun depan, 2022 adanya peningkatan pengelolaan luasan lahan tanam untuk Program Tanam Jagung Panen Sapi ( TJPS ) dan Food Estate.

"Tahun depan, di Pulau Sumba, kita kembangkan lagi luasan lahan tanaman pertanian yang terintegrasi untuk Padi, Jagung dan komoditi lainya. di Sumba Tengah, kalau tahun ini 5000 ha, tahun depan menjadi 10.000 ha. Sumba Timur seluas 10.000 ha, Sumba Barat seluas 3.000 ha dan Sumba Barat Daya seluas 5.000 ha. Pelaksanaannya kita didukung oleh TNI dan POLRI ," ujar Laiskodat.

Gubernur juga mengajak masyarakat NTT untuk selalu bersyukur karena memiliki Presiden RI, Joko Widodo. "Momentum hari ini merupakan sebuah keajaiban, Karena kita di berikan oleh Tuhan seorang Presiden, Joko Widodo yang luar biasa. Untuk itu, kita patut mendoakan beliau agar senantiasa sehat dan bijaksana dalam memimpin negara ini, pada periode berikutnya ,” ajak Laiskodat. Gubernur VBL

Sementara itu, Bupati Sumba Tengah Paul Kira Limu dalam sambutanya menyapaikan Komitmen, perhatian dan empati seorang Gubernur menentukan keberhasilan setiap program yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten.

"Bapak Gubernur kalau datang ke Sumba Tengah harus tersenyum. Namun saat ini sedang bersedih terkait kondisi bencana yang melanda sebagian besar wilayah NTT. Kami coba menghibur dengan melakukan Tanam Jagung secara simbolis diatas lahan 260 ha. Selain itu panen padi secara simbolis 3.000 ha. Setelah itu kita duduk sedikit di Bukit Joko Widodo agar bapak terhibur kembali,” kata Paul KIra Limu.

Saat yang sama pula, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Koli menyampaikan dampak positif terhadap pola tanam serentak dan pencapaian target indeks pertanaman.

"Dengan adanya pendekatan food estate, sistem ijon tidak berlaku. Ketersediaan pangan lebih cepat waktunya dua bulan. Ini karena adanya modernisasi alsintan dari hulu hingga hilir. Saat ini kita sementara mengejar indeks Pertanaman 300, satu tahun 3 kali tanam, padi-jagung-kacang atau padi jagung-jagung ,” kata Lecky Kolo.

566