Home Politik Nasib Legenda Tayub Grobogan Lasmi, Ngamen untuk Hidup

Nasib Legenda Tayub Grobogan Lasmi, Ngamen untuk Hidup

Grobogan, Gatra.com- Nasib legenda ledek Tayub asal Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, Lasmi Sulastri, 61 sekarang merana. Untuk menyambung hidup dengan mengamen keliling kampung. Padahal saat namanya masih jaya, sekitar tahun 1970-an, ramai tanggapan pentas dari berbagai daerah, bahkan sampai rekaman. Sehingga uang mengalir deras.

Riyen laris pak, mboten nate prei (dulu terkenal dan banyak undangan manggung, tidak pernah libur). Keliling ke sejumlah tempat dan ikut rekaman,” kata Lasmi kepada Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang berkunjung ke rumahnya di Dusun Sambong Harjo Desa Kalisari Kecamatan Kradenan Grobogan, Selasa (20/4).

Lasmi kemudian menceritakan perjalanan hidup selama 41 berkecimpung di dunia kesenian, mulai dari karawitan, sinden wayang, ketoprak dan tayub.

Menurutnya, pernah tampil dengan bayaran hanya Rp15.000 untuk tiga orang. Waktu itu bayaran sebesar itu sudah sangat besar. Lasmi menekuni dunia seni tayub hingga sukses dan membuatnya terkenal.

Beberapa kali pernah mengikuti sejumlah rekaman, bahkan telah memiliki beberapa lagu karyanya sendiri. Salah satunya yang paling terkenal adalah “Rondo Ngguguk.”

Lagu tersebut dinyanyikan Lasmi dengan suara merdu dihadapan Ganjar yang duduk lesehan beralaskan tikar.

Lagu-lagu yang biasa dinyanyikan Lasmi, dicatat dalam sebuah buku. Buku itu kondisinya sudah sangat usang, dengan beberapa bagian lembarannya yang sudah sobek. “Saya catat lagu yang ada, terus dibawakan saat tampil,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, karier Lasmi di dunia Tayub semakin meredup. Usianya yang semakin tua, jarang mendapat undangan untuk pentas.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Lasmi yang hidup sendiri setelah bercerai dengan suami dan ibu meninggal, terpaksa mengamen keliling kampung. Meski kadangkala mendapat kiriman uang dari anak semata wayangnya. “Saya ngamen pak, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lha sampun sepuh pak, mpun mboten payu (sudah tua, tidak laku lagi),” katanya.

Legenda Tayub Grobogan ini sekarang di rumah sederhana. Di rumahnya hanya gambar sepasang penari tayub di dinding dan foto masa muda Lasmi. Ganjar yang mendengarkan penuturan Lasmi memberikan semangat untuk melestarikan kebudayaan Jawa dan menularkan kepada anak-anak.

Kepada Lasmi, Ganjar memberikan saran untuk membuat rekaman dan diunggah ke media sosial Youtube. “Tetap semangat mbak Lasmi, jangan patah semangat. Sudah di rumah saja, ngarang lagu terus direkam dan diunggah ke Youtube,” katanya.

Orang nomor satu di Pemprov Jateng juga mengajak Lasmi untuk hadir dalam acara Panggung Kahanan yakni pentas musik secara online untuk mewadahi seniman Jateng pada pademi Covid-19 dihelat di beberapa tempat selama Ramadhan. “Bisa mencoba tampil di Panggung Kahanan. Bisa lho, njenengan tampil nanti,” ujar Ganjar.

1877