Jakarta, Gatra.com - Baru berusia lima tahun, Halodoc dinilai sukses dalam mengatasi permasalahan akses kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 pertama kali mewabah, Halodoc sudah menyiapkan diri untuk ikut ambil bagian dalam menghalau wabah global yang berasal dari Wuhan, Cina, ini.

Lahir dan berkiprah pertama kali di industri kesehatan pada tahun 2016, Halodoc punya banyak waktu untuk bersiap-siap. “Kami bersyukur kami punya waktu empat tahun sebelum hadirnya 2020,” ujar CEO sekaligus Co-founder Halodoc, Jonathan Sudharta, dalam konferensi pers virtual, Rabu, (21/4).

“Kita sama-sama tahu tahun 2020 adalah tahun yang penuh dengan tantangan. Covid melanda, tapi kita bersyukur kita sudah siap untuk ikut berpartisipasi dengan bangsa Indonesia,” tambah Jonathan.

Jonathan bersyukur bahwa pemangku kebijakan seperti Kementerian Kesehatan dan seluruh elemen masyarakat Indonesia mau bersatu padu melawan pandemi. Dengan kerja sama dari berbagai lapisan, Halodoc mengklaim kalau akses kesehatan jadi lebih mudah digapai oleh yang membutuhkan, terutama selama Covid-19 melanda.

Pada tahun 2020, Halodoc sempat membantu lebih dari 600.000 pasien untuk melakukan tes identifikasi gejala Covid-19, baik itu tes PCR, antigen, maupun antibodi.

Karena pandemi masih belum kunjung usai pada tahun 2021 ini, Halodoc tak menghentikan geliatnya untuk membantu pemerintah Indonesia mengakselerasi program vaksinasi.

Jonathan mengklaim bahwa pada tahun 2021 ini, Halodoc telah berpartisipasi aktif dalam menyediakan akses vaksinasi di tujuh lokasi di enam kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bali, Medan, Sleman, Bogor, dan Surabaya.

“Lebih dari 70.000 orang sudah tervaksinasi. Kita bersyukur bahwa kami dikasih kesempatan untuk bisa membantu,” ujar Jonathan.