Pekanbaru, Gatra.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Monardo, menyerukan warga di Riau melakukan ronda malam.
Kegiatan tersebut menurutnya dapat membantu masyarakat terhindar dari dampak bencana banjir.
"Khusus bagi warga yang tinggal tak jauh dari sungai, ada baiknya Rukun Tetangga (RT) melakukan ronda. Ini bisa menjadi deteksi dini jika ada banjir bandang yang datang tiba-tiba," ujarnya di gedung daerah Riau, kota Pekanbaru, Kamis (22/4).
Menurut Doni, kegiatan ronda dapat dilakukan jika intensitas hujan di suatu daerah mulai tinggi. Katanya, curah hujan yang tinggi, merupakan alarm bagi warga di bantaran sungai untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
"Di Alor NTT, ada Ketua RT yang menggelar ronda saat curah hujan mulai tinggi. Inilah yang membuat nihilnya korban jiwa, ketika banjir datang secara tiba-tiba. Artinya kita perlu warga yang sadar akan bencana," bebernya.
Diketahui, banjir melanda sebagian wilayah Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Indragiri Hulu. Sejak Senin (19/4) puluhan rumah di daerah tersebut terendam banjir, khususnya di Desa Penyanggahan, Kecamatan Batang Gansal. Ditempat ini 160 kepala keluarga terpaksa diungsikan.
Secara terpisah, aktivis lingkungan hidup Romes Irawan menyebut bencana banjir di Riau turut dipicu oleh kerusakan hutan, khususnya di kawasan lindung sepadan sungai.
"Bila dilakukan perbandingan dengan dua puluh tahun sebelumnya, banjir bukan menjadi persoalan di sejumlah tempat. Sejak pembukaan lahan besar-besaran untuk sawit baru kemudian muncul dampak lingkungan itu (banjir)," terangnya.
Kata Romes,dalam melakukan ekspansi perkebunan Kelapa Sawit, kaidah-kaidah lingkungan hidup cenderung terabaikan. Dia mencontohkan seringnya kawasan sempadan sungai disulap menjadi kebun Sawit.
"Ini akan bepengaruh kepada tangkapan air di sepanjang daerah aliran sungai. Dampaknya, kalau hujan air mengalir deras. Susahnya lagi kebun-kebun Sawit illegal juga banyak disana," kata Romes.
