Home Ekonomi Protes Bansos, Pedagang Ramai-ramai Buang Tempe yang Dijual

Protes Bansos, Pedagang Ramai-ramai Buang Tempe yang Dijual

Pemalang, Gatra.com - Puluhan pedagang di Pasar Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah membuang tempe yang dijual, Kamis (22/4). Hal itu dilakukan untuk memprotes penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Para pedagang merasa kecewa tempe yang dijualnya seharian tidak laku hingga akhirnya kondisinya membusuk. Mereka akhirnya beramai-ramai melempar tempe yang ada di lapak masing-masing ke tanah di areal pasar.

Para pedagang tampak bersorak-sorai dan bertepuk pangan tiap kali ada rekannya yang melemparkan tempe ke tanah. Kondisi tanah yang ada di depan lapak para pedagang pun dipenuhi oleh ratusan tempe yang berserakan.

Salah seorang pedagang, Rohilah mengatakan, aksi membuang tempe tersebut dilakukan untuk memprotes penyaluran BPNT dari pemerintah pusat.

Seorang pedagang tempe di Pasar Moga, Kabupaten Pemalang membuang tempe yang dijualnya karena tidak laku, Kamis (22/4). (Istimewa)

Menurut dia, para pedagang tempe terdampak bantuan sosial tersebut karena tidak lagi disalurkan dalam bentuk uang. Ketika bantuan itu sudah turun, pasar menjadi sepi pembeli sehingga tempe yang dijual tidak laku dan akhirnya busuk. "Karena tidak laku jadi ya dibuang. Sekarang yang mau makan tempe yang sudah busuk siapa," kata Rohilah, Kamis (22/4).

Rohilah mengaku sudah membuang sebanyak 40 eblek tempe yang dijualnya dalam dua hari terakhir setelah BPNT disalurkan. Satu eblek yang berisi hingga 25 biji tempe dijual dengan harga Rp45 ribu. "Saya rugi, benar-benar rugi sejak ada PKH (BPNT). Apalagi harga kedelai juga naik sampai Rp1,1 juta," sebutnya.

Rohilah berharap penyaluran BPNT tidak lagi dalam bentuk bahan-bahan pokok, tetapi uang. Hal ini agar pedagang bisa ikut merasakan manfaatnya. "PKH (BPNT) tetap jalan tidak apa-apa, karena itu bantuan dari pemerintah, tapi jangan bentuk barang, diuangkan saja. Jadi pasar tetap ramai, kami pedagang bisa ikut merasakan walaupun tidak menerima bantuannya," katanya.

Hal senada diungkapkan pedagang tempe lainnya, Ikmaludin. Dia mengaku sudah membuang tempe senilai Rp1,5 juta karena tidak laku.

"Ini dampak dari PKH (BPNT) jadi tidak laku. Sebagai pedagang kecil kami mintanya PKH diuangkan saja kaya dulu. Yang nerima bantuan dapat uang terus dibelanjakan ke pasar. Jadi kita juga ikut merasakan," ujarnya.

1555