Home Politik Sebut Muhammadiyah dan NU Sesat, Penceramah Minta Maaf

Sebut Muhammadiyah dan NU Sesat, Penceramah Minta Maaf

Pekanbaru,Gatra.com- Penceramah asal Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Zamzami Nas, Lc MA, melontarkan permintaan maaf.  Diketahui ceramahnya sempat viral lantaran menyebut Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Tarbiyah sesat. Zanzami pun sempat menyebut Ustaz Abdul Somad (UAS) bodoh. 
 
Adapun permohonan maaf secara terbuka tersebut diunggah melalui akun Facebook Asy'ari Nur, mantan Kanwil Kemenag Riau.
 
"Saya Zamzami Nas, salah seorang dai di Kabupaten Kampar Riau, dengan penuh kesadaran menyatakan bahwa video ceramah saya beberapa waktu lalu, yang berisi statement  bahwa ormas Muhammadiyah firqotun dholalah (golongan sesat), NU firqotun dholalah, Tarbiyah firqotun dholalah dan Jamaah Tabligh firqotun dholalah dan lain-lainnya. Maka dengan ini saya menyatakan mencabut segala pernyataan saya tersebut dengan segala pernyataan yang saya katakan, dan dari segala makna yang terkandung di dalamnya,'' sebut Zamzami, dalam video tersebut, Minggu (25/4). 
 
Dalam penuturanya Zamzami meminta maaf sepenuh hati kepada pihak-pihak yang merasa terzalimi atas perkataannya tempo hari. 
 
"Dan kepada pihak yang merasa dirugikan, atau terzalimi, atau tersakiti dengan pernyataan tersebut, saya dengan sepenuh hati minta dimaafkan. Insyaallah, semoga kejadian serupa tidak terulang lagi pada waktu yang akan datang, atau di kemudian hari,'' tekanya. 
 
Sebelumnya Wakil Ketua MUI Riau, Ustad Zulhusni Domo, menyerukan kepada Zamzami untuk meminta maaf atas apa yang telah diutarakannya.
 
Menurut Zulhusni, sang ustad diyakini belum memahami dengan rinci  tentang organisasi masa (ormas) islam. Zulhusni pun yakin sang ustad memiliki  pemahaman terbatas tentang sesuatu yang dikatakan sesat. Oleh sebab itu ia berharap sang ustad meminta maaf kepada ormas-ormas yang disinggung. 
 
"Ya minta maaf lah kepada ormas-ormas dan umat Islam, sebab umat islam kita di Indonesia ini kan banyak anggota-anggota Ormas tersebut. Ormas itu kan bagian dari fur'udin atau kecabangan, sehingga untuk memahami pemikiran Ormas diperlukan toleransi, bukannya menganggap mereka sesat," terangnya kepada Gatra.com melalui sambungan seluler, Rabu (21/4).
7210