Home Kesehatan Rendahnya Vaksinasi Lansia, Polda Sumsel Turun Tangan

Rendahnya Vaksinasi Lansia, Polda Sumsel Turun Tangan

Palembang, Gatra.com - Di tengah gencarnya sosialisasi vaksin, proses vaksinasi terhadap lanjut usia (lansia) di Sumsel masih terbilang rendah. Dinas Kesehatan mencatat baru 6,3 persen lansia yang sudah divaksinasi dari total target yang mencapai sekitar 720.000 orang.

Rendahnya penyerapan vaksinasi terhadap lansia membuat, Kepolisian Daerah Sumatra Selatan (Polda Sumsel) harus dilibatkan dalam membujuk lansia untuk divaksin. Pihak kepolisian daerah tersebut bahkan menyediakan layanan mobil vaksin yang dikhususkan menjemput masyarakat untuk divaksin.

"Makanya saya instruksikan kepada Babinkamtibmas dan Babinsa untuk mencari dan mengajak lansia untuk divaksin. Minimal dari setiap Polsek perharinya mengajak lima lansia untuk disuntik," ungkap Kapolda Sumsel, Inspektur Jenderal Polisi, Profesor Eko Indra Heri, (26/4).

Rendahnya serapan vaksin lansia, juga membuat pihaknya menjanjikan reward kepada polsek yang terbanyak berhasil mengajak lansia untuk divaksin. Tak sampai di sana, pihaknya bahkan menggunakan dua mobil ambulans yang dikhususkan untuk menjadi mobil keliling yang melakukan door to door ke kampung-kampung mengajak lansia untuk divaksin.

"Menjemput bola istilahnya, bersama Polri-TNI, dan Dinas Kesehatan melakukan door to door mengajak lansia untuk divaksin. Sejauh ini dengan mobil ini sudah 8.772 lansia yang berhasil divaksin. Paling banyak di Kota Palembang, lalu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)," ungkap dia.

Menurut Eko, sejauh ini baru ada dua mobil operasional untuk vaksinasi lansia. Ke depan pihaknya akan menambah hingga totalnya ada empat untuk memudahkan proses vaksinasi. Pihaknya mengaku melakukan layanan door to door ini untuk mendukung program pemerintah, sedikitnya ada 169 vaksinator dari RS Bhayangkara yang dilibatkan.

"Memang dalam operasionalnya banyak kesulitan, namanya orang tua ada yang takut, ada yang tidak mau hadir. Solusinya kita jemput, kita iming-imingi sembako supaya memotivasi," jelas dia.

Senada, Kabid Dokkes Polda Sumsel Kombes Pol dr Syamsul Bahar menjelaskan, dalam upaya vaksinasi terhadap lansia pihaknya menggunakan 1.000 dosis vaksin yang dialokasikan ke rumah sakit Bhayangkara Palembang. Sistem jemput bola yang dilakukan saat ini diharapkan dapat mempercepat proses vaksinasi yang telah dilakukan sejak tiga pekan laku tersebut.

"Lansia-lansia ini bisa kita lakukan door to door atau jemput bola, atau dikumpulkan di satu tempat baru dilakukan vaksinasi," jelas dia.

Sementara itu, Kadinkes Sumsel, Lesty Nurainy mengapresiasi langkah Polda Sumsel dalam mendukung proses percepatan vaksin. Lesty mengakui sejauh ini pihaknya mengalami kendala dalam proses vaksinasi lansia akibat terbentur tiga faktor.

Faktor pertama, banyak lansia yang sulit diajak untuk proses vaksinasi. Faktor kedua, banyak keluarga dari lansia yang menentang untuk divaksin. Faktor ketiga, lansianya sudah mau divaksin namun saat proses screening terbentur komorbit.

"Kita mengupayakan lansia untuk divaksin karena mereka adalah orang-orang yang rentan. Apa lagi OTG di Sumsel cukup besar jumlahnya sehingga berbahaya," jelas dia.

Untuk melanjutkan proses vaksinasi terhadap lansia, Sumsel sejauh ini harus dihadapi dengan masalah lain. Menurut Lesty, sampai hari ini pihaknya kehabisan dosis vaksin.

"Sejauh ini kita mengupayakan vaksin yang masih ada, selama lansia itu mau divaksin maka kita akan gunakan 1/3 dosis vaksin tahap kedua. Karena antara vaksinasi tahap pertama dan kedua itu membutuhkan 28 hari, sehingga kita pakai terlebih dahulu sambil menunggu suplai vaksin baru datang," tutup dia.


 

556