Home Ekonomi Dihargai Tinggi, Petani Karanganyar Ramai-ramai Tanam Porang

Dihargai Tinggi, Petani Karanganyar Ramai-ramai Tanam Porang

Karanganyar, Gatra.com - Tanaman porang mendadak jadi komoditas bercocok tanam utama petani Dusun Nglundo, Desa ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Keuntungan fantastis serta perawatan yang mudah memantik semangat petani berpenghasilan lebih baik.
 
Tanaman umbi bernama latin Amorphophallus muelleri Bl ini sedang gencar diekspor ke China dan Jepang. Olahan porang dipakai bahan kosmetik, farmasi, hingga sumber karbohidrat makanan pokok rendah lemak dan kalori.
 
Melihat potensi itu, seorang warga Dusun Nglundo, Warsito Dwi Pratama memulai tanam di lahan 1 hektare sejak dua tahun lalu. Modalnya, sekilo benih porang yang dikenal dengan nama katak. 
 
"Perawatannya sederhana. Cukup diberi pupuk kompos sebulan sekali kalau sering hujan. Ditanam di bawah naungan pohon sengon. Kalau tanamnya dari katak, panennya butuh waktu dua musim atau setahun. Namun kalau menanamnya dari umbi, bisa dipanen satu musim kemudian atau setengah tahun," kata Warsito kepada wartawan di ladangnya, Jumat sore (30/4). 
 
Panen perdana Warsito menghasilkan 3 kuintal umbi porang. Selain itu, katak yang tumbuh di sela batang dipakai lagi untuk modal tanam selanjutnya atau bisa dijual lagi.  "Perkilo porang Rp9 ribu. Sedangkan katak perkilo Rp220 ribu," katanya. 
 
Ia sudah memiliki pengepul tetap yang menampung umbi porang untuk pabrik di Jawa Timur. Pabrik itu mengolah porang menjadi bahan setengah jadi, kemudian ekspor. Keuntungan porang Warsito lebih banyak dibanding panen jahe dan ketela di kebun yang sama.
 
Melihat kesuksesannya, petani di sekitarnya ramai-ramai ikutan menanam porang. Saat ini, mereka membentuk komunitas petani porang Ngargoyoso. Jumlah petani sekarang 105 orang atau sekitar 85 persen petani di dusunnya menanam umbi tersebut.
 
Seorang petani lainnya, Ismanto Bagong mengaku labanya menanam porang dari hasil penjualan umbi dan benih Rp480 juta. Sedangkan modalnya hanya Rp105 juta. 
 
"Saya mengawalinya dari coba-coba. Modal Rp1 juta hasilnya Rp4,8 juta. Lalu berkembang sampai sekarang. Jangan ragu menanam porang. Keuntungannya berlipat. Apalagi ini tanaman ekspor. Di dusun ini ada 18 hektare ditanam porang," kata pria yang menjabat ketua komunitas petani porang Ngargoyoso ini. 
 
Kalangan investor pun tertarik membudidayakannya. Di antaranya, Disa Ageng Alifven, seorang pengusaha muda Karanganyar. Melihat agrobisnis ini berprospek, ia menjalin kerjasama sewa lahan dengan PTPN IX (Persero). 
 
"Tanam porang di lahan 5,4 hektare dekat waduk Gondang dengan buruh warga sekitar. Petani harus out of the box. Cari yang paling menguntungkan. Harapannya menjadikan Karanganyar penghasil utama porang dan jadi percontohan," katanya.
8806