Home Kebencanaan Banjir Dominasi Bencana, 479 Tewas, 5 Juta Mengungsi

Banjir Dominasi Bencana, 479 Tewas, 5 Juta Mengungsi

Jakarta, Gatra.com– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, bencana hidrometeorologi masih dominan terjadi di Indonesia sepanjang Januari hingga April 2021. Dari ragam bencana hidrometeorologi, banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati membeberkan, sebanyak 1.205 bencana alam terjadi dari 1 Januari 2021 hingga 30 April 2021. Dalam kategori hidrometeorologi, bencana banjir menjadi kejadian yang paling sering terjadi dengan 501 kali, disusul angin puting beliung 339 kejadian, dan tanah longsor 233 kejadian.

"Dilihat dari periode waktu tersebut, total jumlah kejadian mengalami kenaikan 1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan korban meninggal, total jumlah mengalami kenaikan 1,83%," kata Raditya melalui keterangan resminya, Sabtu (1/5).

Selain itu, Raditya merincikan ada bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 97 kali, gempa bumi 18 kali, gelombang pasang dan abrasi 16 kali, dan kekeringan satu kali.

Bencana alam itu mengakibatkan korban meninggal sebanyak 479 jiwa, hilang 60, luka-luka 12.900 dan menderita serta orang, mengungsi hingga 5 juta jiwa.

Bencana alam yang mengakibatkan korban meninggal tertinggi yaitu banjir 267 jiwa, gempa bumi 117, tanah longsor 86, angin puting beliung 7, dan karhutla serta gelombang pasang masing-masing satu jiwa.

BNPB juga mencatat kerusakan sektor perumahan akibat bencana dengan kategori rusak berat 14.936 unit, rusak sedang 23.347 unit, dan rusak ringan 83.629 unit.

Selain kerusakan rumah, bencana alam juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum seperti tempat ibadah 1.363 unit, Pendidikan 1.350 unit, perkantoran 494 unit, kesehatan 347 unit, dan jembatan 295 unit.

Menyikapi kejadian bencana, masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. "Ancaman bencana hidrometeorologi belum berakhir, ini terbukti dengan kejadian tanah longsor di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, jelang akhir April lalu," jelas Raditya.

Ia menambahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis temuan masih adanya daerah yang berpotensi hujan lebat dan dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang, yaitu di Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Di samping potensi bahaya hidrometeorologi, masyarakat diimbau juga mewaspadai potensi bahaya geologi, khususnya gempa bumi. Masyarakat diminta menyiapkan sejak dini upaya-upaya kesiapsiagaan keluarga, yaitu mengenali risiko dan potensi bahaya di sekitar.

"Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan strateginya dengan membuat rencana kesiapsiagaan keluarga atau pun latihan di tingkat keluarga. Beberapa waktu lalu BNPB mengajak semua pihak untuk melakukan Latihan, tepat pada Hari Kesiapsiagaan Bencana, yang jatuh pada 26 April," pungkas Raditya.

1833