Home Kesehatan Hipertensi di Negara Berkembang, 2/3 dari 1 Miliar Orang

Hipertensi di Negara Berkembang, 2/3 dari 1 Miliar Orang

Jakarta, Gatra.com - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Muhammad Hafiz Aini, menyebut 1 miliar orang di dunia memiliki hipertensi, secara global. Namun mirisnya, 2/3 dari jumlah tersebut berada di negara berkembang, termasuk Indonesia. 

"Secara global, kita tahu bahwa 1 miliar orang di dunia itu mempunyai hipertensi. Sayangnya 2/3 itu ada di negara yang berkembang termasuk Indonesia. Jadi, prevalensi atau jumlah orang yang darah tinggi di Indonesia itu lumayan banyak," ujarnya, dalam Seminar Awam Bicara Sehat RSUI ke-39 yang berjudul "Mengatasi Serangan Kardiovaskular di Era Pandemi: Bagaimana Caranya?" secara virtual via Zoom dan disiarkan langsung di kanal YouTube Rumah Sakit Universitas Indonesia pada Rabu, (5/5).

Hafiz menerangkan, hipertensi atau tekanan darah tinggi itu merupakan pengukuran serial, di mana tidak hanya sekali pengukuran serta menunjukkan tekanan darah atas (sistolik) dan atau tekanan darah bawah (diastolik).

"Dari 25,8% orang yang mengalami hipertensi, hanya 1/3 ya yang terdiagnosis. Bahkan 0,7% saja yang minum obat, yang lainnya tidak mau minum obat. Jadi, banyak masalah dan banyak kendala pada saat pasien itu kena tekanan darah tinggi atau hipertensi," ungkapnya.

Selain itu, hal yang dapat menyebabkan risiko darah tinggi itu terbagi menjadi 2 bagian. Yakni, ada yang tidak dapat dimodifikasi atau dirubah dan ada yang dapat dimodifikasi. Kata Hafiz, yang tidak bisa dirubah itu adalah usia, jenis kelamin serta genetik.

Sedangkan, lanjutnya, yang dapat dimodifikasi ialah berdasarkan gaya hidup seperti kurangnya aktivitas, diet yang tidak sehat, makan serba garam, obesitas atau kegemukan, stres, dan perilaku merokok.

414