Home Kesehatan Rapid Test Sekolah Mahal, Budiman Nilai Murah

Rapid Test Sekolah Mahal, Budiman Nilai Murah

Jakarta, Gatra.com - Inisiator Bukit Algoritma dan Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko, mengatakan bahwa mengeluarkan dana besar untuk pendidikan adalah hal yang realistis, semisal untuk rapid test ataupun vaksinasi. Apalagi yang sedang dihadapi adalah musibah besar berupa virus Covid-19 yang telah menjadi pandemi.

 

Ia meminta agar pemerintah juga memerhatikan bahwa kepentingan pendidikan yang paling penting adalah anak-anak ke sekolah dengan merasa aman. Artinya, orang tua yang mengizinkan anaknya berangkat pun tidak resah anaknya berada di sekolah 

 

"Jadi memang mengalokasikan anggaran Rp 200 triliun demi kebudayaan baru dalam belajar, itu murah. Anggaran Rp 200 triliun untuk menyelamatkan spesies, generasi itu terlalu murah," kata Budiman dalam acara Live Talkshow Dalam Rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021 yang diselenggarakan DPP PDIP, Rabu (5/5).

 

Pihaknya juga mendorong agar waktu tak banyak dihabiskan untuk berpikir dan mempertimbangkannya. Jika tak segera dilaksanakan, yang akan menjadi korban adalah pendidikan anak yang merupakan generasi depan bangsa. "Ada 100 juta anak muda Indonesia yang tergantung," kata Budiman.

 

 

Mantan legislator PDIP itu melanjutkan, pada periode lalu, pihaknya pernah menyiapkan RUU Data Raksasa dan Pemerintah 4.0. Disitu diatur, jika suatu negara menghadapi bencana nasional, menghadapi perang maupun pandemi, perdebatan alokasi anggaran seharusnya berbasis semata-mata dari masukkan data dan bantuan teknologi untuk menganalisis.

 

"Bahwa ketika perang atau pandemi yang sifatnya menyeluruh, maka seluruh sektor jangan ada ketinggalan. Dan alokasi anggaran tak perlu diperdebatkan secara keras karena situasi darurat. Jadi let AI decide, biarkan data berbicara," kata Budiman.

 

Artinya, bila diperlukan, pemerintah bisa memakai data hingga tingkat kelurahan, RW, dan RT, untuk bisa menentukan sekolah tatap muka bisa dilaksanakan atau tidak. Dan memang itu membutuhkan alokasi anggaran. "Kita belum tahu pandemi ini sampai kapan. Namun langkah harus kita ambil," tutup Budiman.


 

 

96