Home Internasional AS Catatkan Angka Kelahiran Bayi Terendah Sejak 1979

AS Catatkan Angka Kelahiran Bayi Terendah Sejak 1979

Washington, Gatra.com - Amerika Serikat mencatatkan angka kelahiran bayi terendah dalam lebih dari empat dekade terakhir. Fenomena ini senada dengan penurunan angka kelahiran yang terjadi di Eropa di tengah pandemi COVID-19.

Pada tahun lalu, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) tingkat kelahiran di Amerika Serikat turun sebanyak 4 persen menjadi sekitar 3,6 juta bayi, penurunan tersebut terjadi selama enam tahun berturut-turut dan menjadi yang terendah sejak 1979.

CDC tidak mengaitkan secara langsung penurunan angka kelahiran itu dengan pandemi, tetapi para ahli telah memperkirakan bahwa pandemi menjadi alasan utama fenomena ini, termasuk kekhawatiran yang dilahirkan di tengah pandemi akan mempengaruhi tingkat kelahiran di negara itu.

“Penurunan angka kelahiran baru-baru ini mencerminkan tren penurunan jangka panjang dalam tingkat kelahiran yang terlihat sebelum pandemi dan penurunan terkait pandemi,” kata Lorna Thorpe, Direktur Epidemiologi di Departemen Kesehatan Masyarakat NYU Langone di New York.

Secara umum, tingkat kesuburan AS telah menurun selama bertahun-tahun karena wanita terlambat menikah dan menunda menjadi ibu, terutama di tahun-tahun saat terjadi perlambatan ekonomi.

Lebih jauh, data dari Biro Referensi Populasi, sebuah organisasi nirlaba pengumpul data statistik, menunjukkan tingkat kelahiran AS mencapai titik terendah sepanjang masa pada tahun 1936 setelah kejatuhan pasar saham pada tahun 1929 silam.

Fenomena itu terjadi kembali sepanjang tahun 1970-an setelah terjadi perubahan sosial yang besar, termasuk kasus Roe v Wade yang melegalkan aborsi.

Banyak negara Eropa juga mengalami penurunan kelahiran, dan para ahli demografi memperkirakan penurunan kelahiran bayi di seluruh benua tahun ini.

Di Italia, sembilan bulan setelah negara itu melakukan lockdown pertama di Eropa, angka kelahiran anjlok 22 persen pada bulan Desember. Akibat hal tersebut, perusahaan besar termasuk Reckitt, Nestle dan Danone sampai membukukan penurunan penjualan susu formula.

506