Home Teknologi PII Dorong Insinyur Terapkan Ini untuk Songsong Society 5.0

PII Dorong Insinyur Terapkan Ini untuk Songsong Society 5.0

Jakarta, Gatra.com – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendorong insinyur Indonesia menerapkan 5 rantai nilai keinsinyuran untuk menyongsong society 5.0 dalam memajukan peradaban manusia.

"Sosciety 5.0 adalah suatu konsepsi yang ingin menyelesaikan masalah-masalah society," kata Dr. Ir. Heru Dewanto, ST, MSc (Eng), Ketua Umum (Ketum) PII dalam keterangan tertulis pada Kamis (6/5).

Menurutnya, keberhasilan untuk mengatasi masalah bumi tergantung pada insinyur. Artinya, insinyur harus siap untuk menyelamatkan bumi dan bisa mengatasi probrlem yang diciptakan sendiri.

Society 5.0 dapat mengatasi permasalahan dunia sehingga perlu dipertahankan karena adanya teknologi industri. Insinyur tidak hanya bertugas dalam menghasilkan inovasi untuk memajukan peradaban, tetapi juga merumuskan masyarakat dunia seperti yang diinginkan.

Selain itu, katanya, adanya industri ini memberikan ruang imajinasi bagi akademisi dalam membayangkan harapan masyarakat ke depannya dan mendorong perubahan sosial.

Hal itu dapat diwujudkan dengan membentuk peradaban yang memerlukan pengetahuan dan pemahaman untuk mencapai inovasi, sehingga insinyur dituntut untuk mengetahui kondisi sebenarnya pada industri saat ini yang menjadi elemen dasar dalam membuat kebijakan teknologi.

Heru dalam webinar bertajuk "Menjadi Insyinyur Profesional Menuju 5.0" di Universitas Bengkulu tersebut, melanjutkan, tugas insinyur adalah menciptakan sesuatu yang sebelumnya belum ada.

Dengan demikian, tugas insinyur atau pendidikan teknik yakni menghasilkan para creator atau para pencipta yang berdasar pada ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik.

“Inilah makna sesungguhnya dari society 5.0, kita harus menentukan terlebih dahulu apa yang kita inginkan di masa depan," ujarnya.

Tujuan atau hal yang diharapkan itu dirumuskan dengan menggunakan seluruh kemampuan teknologi dan bagaimana mencapainya. Jika dahulu umat manusia mengikuti teknologi yang sudah ada, seakrang berbeda, teknologi diciptakan sesuai kebutuhan manusia.

Karenanya, kata dia, society 5.0 dapat menyelesaikan masalah-masalah dunia yang dihadapi saat ini. Society yang diinginkan itu lalu bisa diwujudkannya. "Di Indonesia, jika ingin menyelesaikan masalah dengan society ini, yang pertama dikalukan adalah memperkuat infrastruktur conecivity," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti), Prof. Nizam, menyampaikan, dalam menyongsong era society 5.0, perguruan tinggi dituntut untuk menyiapkan diri dalam merombak pola pendidikan yang sudah dilaksanakan dengan kompetensi yang sangat baku agar pendidikan terus berkembang. Perguruan tinggi harus berani memasuki zona tidak nyaman dengan kompetensi yang belum diketahui.

“Para Insinyur, sains, dan teknologi yang harus siap dan bertanggung jawab menyelesaikan permasalahan di muka bumi," ujarnya.

Sayangnya, jumlah insinyur per 1 juta penduduk di Indonesia jauh lebih rendah. Di Indonesia hanya 2.671 insinyur untuk per 1 juta penduduk, dibandingkan Malaysia yang jumlahnya mencapai 3.333 insinyur, Vietnam 9.037 insinyur, dan Korea Selatan 25.309 insinyur.

"Jika kita tidak bisa menaikkan jumlah mahasiswa teknik di perguruan tinggi dan mencetak insinyur masih dalam hitungan sedikit, bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah dunia. Tentunya maslah ini terus menjadi perhatian," ujarnya.

320