Home Milenial Survei Rachbini Institute: Kuliah Daring Disukai Mahasiswa

Survei Rachbini Institute: Kuliah Daring Disukai Mahasiswa

Jakarta, Gatra.com - Rachbini Institute merilis survei berjudul "Transisi New Normal dan Masa Depan Sistem Kuliah Daring" pada Minggu (9/5). Pemaparan survei dibacakan langsung oleh Direktur Rachbini Institute, Widarto Rachbini, yang dilakukan secara daring. 

Pengumpulan data survei dilakukan pada Mei 2021 lalu, dan menggunakan kuisioner dengan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Permintaan pengisian kuisioner melalui media sosial WhatsApp dan Facebook pada Mei 2021. 

Total responden mencapai 1.338 orang. Dengan proporsi 64,7%adalah perempuan, dan 35,3% sisanya adalah laki-laki. 

Dari total perolehan tersebut, Rachbini mendapatkan angka yang cukup rinci dan detail. Hasilnya terbagi menjadi lima poin pilihan: 53,5% mengatakan kuliah daring cukup efektif; 17,8% efektif; 18% tidak efektif; dan sisanya mencakup sangat tidak efektif dan sangat efektif. 

“Setelah disederhanakan menjadi dua poin besar saja, didapatkan hasil bahwa 76,7% responden menyatakan bahwa perkuliahan daring berjalan secara efektif,” katanya. 

Sementara sisanya, 23,3% menyatakan bahwa kuliah daring sama sekali tidak efektif. Jumlah responden tersebar dari wilayah Jabodetabek, Jawa Timur, Aceh, Palembang, dan beberapa wilayah lainnya. 

Selain itu ada juga pertanyaan soal proporsi antara kuliah daring dan tatap muka. 

“Hasilnya, sebanyak 23,4% responden menyatakan proporsi 50% daring dan 50% tatap muka merupakan proporsi yang ideal untuk dijalankan di masa mendatang,” ujarnya. 

Selanjutnya 17,9% responden menyatakan 20% daring dan 80% tatap muka; 16,2% responden menyatakan 100% tatap muka; 12% responden menyatakan 60% daring dan 40% tatap muka. Sisanya, dengan presentase yang lebih kecil, memilih proporsi yang beragam mulai dari 80% daring dan 20% tatap muka; 40% daring dan 60% tatap muka; hingga 20% daring dan 80% tatap muka. 

"Kalau saya buatkan grafik, maka yang menghendaki proporsi fifty-fifty paling tinggi di antara yang lainnya. Jumlahnya mencapai 1.025 orang. Artinya, secara keseluruhan, mahasiswa lebih memilih proporsi yang seimbang antara kuliah daring dan tatap langsung," kata Widarto. 

Meski lanjut Widarto, ada kendala utama terkait pelaksanaan kuliah daring. Dalam survei, Widarto juga menanyakan apa saja kendala-kendala yang responden hadapi saat berkuliah daring. 

“Hasilnya terdiri dari tiga jawaban utama: 38,6% responden menyatakan jaringan tidak stabil; 37,5% responden menyatakan interaksi yang kurang terjadi antara mahasiswa dan dosen; dan 13,7% menyatakan tidak ada kendala,” katanya.

294

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR