Home Kesehatan Gara-gara Bukber & Kerokan, Covid Menular di Keluarga Besar

Gara-gara Bukber & Kerokan, Covid Menular di Keluarga Besar

Yogyakarta, Gatra.com - Sejumlah warga yang juga anggota keluarga besar di perkampungan padat Wirobrajan, Kota Yogyakarta, menderita Covid-19. Kondisi ini terjadi antara lain karena mereka menggelar buka bersama (bukber) dan berinteraksi tanpa taat pada protokol kesehatan.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan temuan kasus di RT 56 RW 12 Kampung Wirobrajan itu terus dilacak, terutama mencari awal kasus dan upaya untuk mengeblok agar wabah tidak menyebar.

"Sebab ada (warga di) beberapa rumah yang terinfeksi Covid. Dari mana mengawalinya kita masih mencari. Tetapi diduga ada beberap hal yang bisa menjadi pemicu," kata Heroe, Senin (10/5).

Ia menjelaskan, warga setempat tak melaksanakan protokol kesehatan secara maksimal. Wilayah itu kawasan padat penduduk dengan penghuni sebagian besar adalah keluarga besar atau trah. Jarak antar-rumah juga sangat dekat. 

"Bahkan sempat ada acara buka bersama keluarga besar tersebut. Ada juga persoalan kepadatan rumah permukiman kawasan tersebut. "Bahkan ada juga yang sempat pijet, atau kerokan satu sama lain," tuturnya. 

Heroe merinci Covid-19 di lingkungan itu diketahui saat seorang perempuan lansia dengan komorbid muncul gejala flu dan pilek pada 13 April. Setelah dibawa ke rumah sakit, ia dinyatakan Covid-19 hingga pada 28 April meninggal.

Covid-19 juga diderita suami dan anak perempuan itu. Belakangan, anggota keluarga dari tetangga, yang juga saudara perempuan itu, juga terinfeksi Covid 19. Rumah tetangga di depan rumah perempuan yang wafat itulah yang digunakan untuk buka bersama kelurga besar.

"Sebenarnya Satgas PPKM Mikro sudah berkali-kali mengimbau untuk melaksanakan prokes dengan benar," kata Ketua Satgas Penganan Covid-19 Kota Yogyakarta ini.

Menurut Heroe, keluarga tersebut tak tanggap saat anggotanya mengalami gejala sakit. "Malah ada yang pijet. Akhirnya tukang pijet yang juga saudaranya juga positif. Dan ada juga yang saling kerokan. Semuanya itu baru ketahuan covid setelah berhari-hari tidak sembuh," kata dia.

Hingga Senin siang, dari lingkungan tersebut ditemukan 10 kasus positif Covid-19 dari tes PCR. Sembilan orang di antaranya dirawat di rumah sakit dan satu warga menjalani isolasi mandiri.

Selan itu, dari tes antigen terhadap 30 warga, hasilnya 20 orang positif dan 10 orang negatif.  Mereka yang positif tes antigen telah ditindaklanjuti dengan tes PCR tapi hasilnya belum keluar. "Hari ini tadi kami siapkan lagi 50 tes antigen, tetapi yang hadir baru 39 warga. Hasilnya belum ada," kata Heroe.

Alhasil, dari semua kasus tersebut, Covid-19 ditemukan di 4 rumah warga dari tes PCR dan 11 rumah positif dari tes antigen. "Rumah warga tersebut sangat berdekatan," katanya.

Satgas PPKM Mikro telah membatasi mobilitas di RT tersebut. "Semacam lockdown untuk mencegah sebaran kasus ke wilayah lainnya serta untuk menurunkan kasus di wilayah tersebut. Kegiatan ibadah Ramadan tidak di mesjid, tetapi di rumah masing-masing, termasuk untuk salat Id mendatang," katanya.

Hingga Senin ini, kasus Covid-19 dari tes PCR di Daerah Istimewa Yogyakarta bertambah 142 kasus. "Total kasus terkonfirmasi menjadi  41.204 kasus," kata Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih.

Adapun warga yang sembuh bertambah 215 orang, sehingga total kasus sembuh menjadi 37.159 kasus. "Penambahan kasus meninggal sebanyak 5 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 1028 kasus," katanya.

 

601