Home Internasional COVID-19 di India Turun, Seruan Lockdown Tetap Diperluas

COVID-19 di India Turun, Seruan Lockdown Tetap Diperluas

New Delhi, Gatra.com – Banyak kalangan meminta India memberlakukan lockdown atau penguncian nasional akibat kasus baru virus corona dan kematiannya mendekati rekor tertinggi hingga hari Senin, (10/5). 

Langkah itu juga meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.

Kementerian Kesehatan India melaporkan, angka infeksi baru COVID-19 telah turun sedikit dari puncaknya baru-baru ini. Di mana tercatat 366.161 kasus baru yang telah terinfeksi serta 3.754 kematian akibat virus tersebut dan menjadikan total kasus virus corona di India menjadi 22,66 juta dengan 246.116 kematian, sebagaimana dilansir dari kantor berita Reuters pada Senin, (10/5).

Karena banyak rumah sakit yang tengah bergulat dengan kekurangan oksigen dan keterbatasan tempat tidur, sampai kamar mayat serta krematorium meluap, para ahli menyebut angka aktual atau perhitungan resmi penyakit menular tersebut di India jauh lebih tinggi daripada yang telah dilaporkan.

Selain itu, banyak negara bagian sudah memberlakukan penguncian ketat selama sebulan terakhir. Sedangkan yang lainnya telah membatasi pergerakan dan menutup bioskop, restoran, pub, serta pusat perbelanjaan.

Namun, timbul tekanan yang meningkat kepada Modi guna mengumumkan penguncian nasional seperti yang ia lakukan selama gelombang pertama COVID-19 pada tahun lalu. 

Modi berjuang melawan kritik karena sudah mengizinkan pertemuan besar di festival keagamaan dan mengadakan rapat umum pemilihan besar selama dua bulan terakhir, bahkan ketika kasus virus tersebut meningkat.

“Kegagalan pemerintahan dalam proporsi epik dan bersejarah,” kata profesor ilmu politik di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, Vipin Narang, via Twitter.

Mitra Reuters, Asian News International (ANI) melaporkan di Twitter, Ketua Partai Oposisi Utama Kongres, Sonia Gandhi menyalahkan pemerintah karena telah melepaskan tanggung jawabnya dengan menyerahkan vaksinasi kepada negara bagian.

Ada pun saluran berita New Delhi Television Limited (NDTV) melaporkan, Menteri kesehatan India mengatakan kota itu kehabisan vaksin, dengan hanya tiga hingga empat hari persediaan vaksin AstraZeneca (AZN.L) yang tersisa dan dibuat oleh Serum Institute of India yang bermerek Covishield.

Data pemerintah menunjukkan hingga Minggu, (9/5) negara penghasil vaksin terbesar di dunia itu telah memvaksinasi penuh lebih dari 34,3 juta atau hanya 2,5%, dari total populasinya yang sekitar 1,35 miliar.

1066

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR