Home Ekonomi Dirut RNI Minta Dukungan Komisi IV soal Holding Pangan

Dirut RNI Minta Dukungan Komisi IV soal Holding Pangan

Jakarta, Gatra.com – Direktur Utama PT RNI, Arief Prasetyo Adi, meminta bantuan dan dukungan Komisi IV agar holdingisasi klaster pangan bisa terbentuk pada September tahun ini. Sebab menurutnya, holding pangan menjadi garapan serius antarkementerian. 

 

"Jadi lintas lembaga dan kementerian kita sudah komunikasikan, kemudian kajian-kajian pemerseroan dari Perindo (Perikanan Indonesia), kemudian berikutnya akan ada proses merger, itupun sama dengan membahas bersama kementerian dan lembaga," ucap Arief saat rapat kerja dengan Komisi IV, Jakarta, Rabu (19/5). 

 

Menurutnya, dalam BUMN klaster pangan itu tidak bisa bekerja sendiri. Ia meminta agar holdingisasi dan merger bisa berjalan lancar dengan bantuan dari Komisi IV dan kementerian terkait. 

 

"Untuk dapat men-support kita semua, terutama kalau kita lihat di holding pangan itu mulai dari proses input, logistic inbound, produksi, offtake, primary processing, storage and distribution, trading sampai dengan end customer retail. Jadi dengan adanya holding pangan ini, kita berharap matrix yang ada bisa disinergikan dan lebih efektif dalam bekerja," paparnya. 

 

Namun menurutnya, akibat pandemi Covid-19, sekarang masih dalam kondisi yang kurang baik. Untuk itu, Arief kembali menekankan jika pihaknya membutuhkan dukungan agar bisa mengembangkan bisnis dan kemampuan yang dimiliki. 

 

"Mulai dari human capital, financial, dan juga janji kami adalah GCG, Good Corporate Governance, tata kelola yang baik. Kemudian mengedepankan sisi komersial untuk kemaslahatan masyarakat banyak," ungkapnya. 

 

Terlebih, ke depan akan ada enam BUMN yang akan merger menjadi tiga BUMN dengan skema per dua BUMN akan menyatu sesuai dengan tugas dan fungsinya. 

 

"PT Pertani dengan PT SHS (Sang Hyang Seri) akan menyatu karena bidang bisnisnya mirip-mirip. Kemudian Perindo dan PT Perinus, lalu BGR dengan PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) kemudian PT Garam sendiri, dan PT Berdikari juga sendiri," ungkap Arief.

 

82