Home Gaya Hidup Indonesia Raya Tiap Pagi, Sultan: NKRI Harga Mati Tak Cukup

Indonesia Raya Tiap Pagi, Sultan: NKRI Harga Mati Tak Cukup

Yogyakarta, Gatra.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bakal memperdengarkan lagu Indonesia Raya di instansi, sekolah, dan ruang publik setiap pagi disertai sikap sempurna bagi publik. Kebijakan ini dimulai di peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Kamis (20/5) ini.

Gerakan bertajuk 'Indonesia Raya Bergema' dicanangkan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dari kompleks Pemda DIY, Kepatihan, Kota Yogyakarta, Kamis pagi.

Dalam pidatonya, Sultan menyatakan tujuan gerakan ini untuk membangunkan semangat kebangsaan, seperti organisasi Boedi Oetomo, perlu dibuktikan di lapangan. Namun gerakan ini sepadan dengan pentingnya ikrar Pancasila yang diiringi pengamalan dalam kehidupan.

"Kita tidak cukup hanya dengan meneriakkan slogan 'Pancasila Sudah Final', atau 'NKRI Harga Mati' saja. Dan kesemuanya akan tinggal sebagai wacana belaka, jika masyarakat hanya menggantungkan diri pada pemerintah, tanpa prakarsa sendiri," ujarnya.

Menurutnya, gerakan ini ingin menggugah ingatan bahwa Indonesia Raya membuat kita untuk bangkit dan memperteguh semangat kebangsaan dalam membangun Indonesia yang maju dan bermartabat.

Raja Yogyakarta ini mengutip ucapan Bung Karno bahwa perjuangan melawan penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri. "Pesan ini menunjukkan, bahwa memang jauh berbeda perjuangan para pendiri bangsa dulu dengan perjuangan kita sekarang ini," katanya.

Jika dulu, slogannya 'merdeka atau mati'. "Sekarang tentu lain. Ada pun pilihannya agar ditanyakan kepada generasi milenial, bukannya kita sendiri yang menentukan," kata Sultan.

Sultan yakin gerakan ini berlanjut saat warga menjadi mesin penggerak. "Tidak cukup hanya terhenti dalam pencanangannya hari ini saja. Tetapi harus pandai menerapkan gagasan Bung Karno tentang trilogi: “Nationale Geest-Nationale Wil-Nationale Daad”, yakni keberlanjutan rangkaian “ruh-kemauan-tindakan,” paparnya.

Di ujung pidato, Sultan pun mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta untuk membangkitkan gerakan Indonesia Raya Bergema. "Seperti halnya Serangan Oemoem 1 Maret 1949, sebuah serangan kejut yang membawa inspirasi semangat kebangsaan yang memang benar-benar hidup di hati masyarakat luas," tuturnya.

 

 

357