Home Teknologi Bamsoet Desak Pemerintah Tuntaskan Kebocoran Data Penduduk

Bamsoet Desak Pemerintah Tuntaskan Kebocoran Data Penduduk

Jakarta, Gatra.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau yang biasa disapa Bamsoet mendesak pihak-pihak terkait untuk menginvestigasi dugaan kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia, yang diduga berasal dari data yang dikelola BPJS Kesehatan. Menurutnya, data saat ini merupakan hal penting bahkan melebihi minyak.

"Kebocoran data tersebut bukan persoalan main-main, bukan juga persoalan kecil. Melainkan sangat serius. Karena di era teknologi informasi saat ini, data merupakan kekayaan nasional yang patut dijaga. Kedaulatan terhadap data, menunjukan kedaulatan sebuah bangsa. Bahkan Presiden Joko Widodo menegaskan, data adalah new oil, bahkan lebih berharga dari minyak," ujar Bamsoet, Jumat (21/5).

Bamsoet menjelaskan, selain ada kepentingan ekonomi yang tidak proper, kebocoran data tersebut juga menyangkut keamanan privacy warga negara Indonesia, sekaligus menunjukkan perangkat hukum cyber security kita tidak kuat.

"Selain kejadian tersebut, tren kejahatan siber juga semakin meningkat. Berdasarkan laporan kepolisian hingga November 2020, terjadi setidaknya 4.250 laporan kejahatan siber. Di tahun 2019, jumlahnya bahkan mencapai 4.586 laporan, dan di tahun 2018 sekitar 4.360 laporan," kata Bamsoet.

Lebih lanjut, Bamsoet menerangkan, selain kebocoran data, kejahatan siber juga memiliki ragam jenis. Antara lain penipuan daring, penyebaran konten provokatif, pornografi, akses perjudian, pemerasan, peretasan sistem elektronik perbankan, intersepsi ilegal, hingga pengubahan tampilan situs dan gangguan sistem manipulasi data.

"Tidak hanya itu, Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional Badan Siber Sandi Negara (BSSN) juga mencatat, sepanjang Januari-November 2020 setidaknya ada 423 juta serangan siber ke Indonesia. Meningkat tajam dari tahun 2019 yang berjumlah 290,3 juta, dan tahun 2018 sebanyak 232,4 juta jiwa," ujar Bamsoet.

90