Home Politik Pegawai KPK Jadi Korban TWK, Ini Kata Pakar Soal Pancasila

Pegawai KPK Jadi Korban TWK, Ini Kata Pakar Soal Pancasila

Jakarta, Gatra.com – Pakar Aliansi Kebangsaan, Yudi Latief, mengungkapkan bahwa penerapan sekaligus pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila harus dijalankan secara menyeluruh dan tidak hanya dilakukan oleh satu institusi negara saja. Ia menilai bahwa seluruh institusi negara harus sama-sama menerapkannya. “Mengembangkan nilai Pancasila itu tidak bisa partikular dan parsial, tapi harus menyeluruh,” ujar Yudi dalam seminar bertajuk Bincang Kebangsaan: Kajian terhadap TWK KPK dari Perspektif Pengukuran pada Kamis, (28/5).

“Kalau kita ingin menakar nilai kebangsaan, maka itu tidak hanya berlaku bagi satu institusi negara, tapi terutama para politisi, pemimpin, cara kita merekrut, tokoh-tokoh DPR, anggota kementerian, itu harus diukur dengan standar yang sama. Kalau enggak, kita jadi double standard, gitu,” sambung Yudi.

Sorotan tajam Yudi ini tertuju pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang belakangan ini sepak terjangnya dinilai mengecewakan karena Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) diduga hanya dijadikan alat untuk menyingkirkan sejumlah pegawai KPK yang dinilai berintegritas.

Yudi memandang bahwa apabila TWK diterapkan kepada KPK, maka tes yang serupa atau pengukuran nilai-nilai kebangsaan dalam bentuk lain pun patut diterapkan kepada seluruh institusi negara sehingga tak hanya KPK saja yang menjadi korban. “Terhadap politisi yang nyata-nyata melanggar nilai kebangsaan, [tapi] masih punya hak hidup, mengembangkan karir. Namun, mereka yang memberantas korupsi hanya karena ada identifikasi aspek-aspek tertentu yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan itu kemudian kehilangan hak untuk mengembangkan karirnya,” tutur Yudi.

377