Home Gaya Hidup Indonesia Berkomitmen untuk Mengurangi Emisi Karbon di 2030

Indonesia Berkomitmen untuk Mengurangi Emisi Karbon di 2030

Jakarta, Gatra.com – Pelaksana Tugas atau Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), Frans Teguh, menyebut Indonesia telah memiliki komitmen untuk mengurangi emisi karbon di 2030 mendatang, sebagaimana yang sudah disetujui dalam Paris Agreement atau Kesepakatan Paris.

“Saya kira ini juga sesuatu yang memang menjadi bukti bahwa keprihatinan dan perhatian secara global ini sudah sangat luar biasa,” ujarnya, via Zoom dalam webinar Destination Management Forum Seri 2 yang digelar pada hari Jumat, (28/5) oleh Kemenparekraf/Baparekraf, yang bertajuk “Model Pembangunan Destinasi Berkualitas: Inovasi dan Strategi Penerapan Neutral Carbon dan Green zone”.

Mengutip siaran pers dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Jumat, (28/5) Perjanjian Paris merupakan kesepakatan global yang monumental untuk menghadapi perubahan iklim. Komitmen negara-negara dinyatakan melalui Nationally Determined Contribution (NDC) untuk periode 2020-2030, ditambah aksi pra-2020. Perjanjian Paris telah didukung oleh 195 negara, berbeda dengan periode pra-2015, yang ditandai absennya negara-negara kunci seperti AS dan Australia.

Berkaca dengan hal tersebut, Frans mengatakan, destinasi-destinasi pariwisata yang ada di seluruh wilayah Indonesia benar-benar perlu memperhatikan aspek-aspek yang terkait, dengan bagaimana upaya mengurangi emisi CO2 dan juga mengurangi polusi-polusi yang perlu dikelola secara bijaksana. “Dan saya kira, kearifan-kearifan lokal yang menjadi kekayaan masyarakat kita juga harus kita perlihatkan, harus kita demonstrasikan, harus juga kita komunikasikan, kita narasikan kepada publik,” sambungnya.

Sementara itu Frans mengingatkan, bahwa Indonesia bisa tumbuh dan berkembang, serta nantinya akan menjadi bagian dari solusi untuk menjawab tantangan-tantangan global. Kemenparekraf dalam berbagai kesempatan, tambahnya, sesuai yang ada dalam Undang-Undang (UU) Kepariwisataan dan dalam rencana strategisnya ingin mendorong pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas.

Ia pun menuturkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno telah berulang kali mengingatkan bahwa Indonesia perlu berkolaborasi, inovasi dan beradaptasi. Terutama, dalam kaitan dengan kondisi kekinian, dengan bagaimana mereka perlu melakukan upaya pemulihan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) secara lebih cepat. Bahkan, mungkin juga harus semakin disiplin karena mereka berharap agar sektor pariwisata ini tidak menjadi kelas terbaru dan justru harus menjadi bagian dalam solusi atas rangka pemulihan ekonomi dan pariwisata.

“Tapi lebih penting adalah kita ingin menatap hari esok, mengejarkan hal-hal yang konkrit hari ini untuk berbicara dengan orientasi kepada masa depan yang lebih optimis,” ungkap Frans.

“Dan saya berharap ini tentu membutuhkan kerjasama, membutuhkan kolaborasi dari kita semua, baik dari kami di goverment [pemerintah], termasuk juga pemerintah daerah, juga para akademisi perguruan tinggi, media massa, masyarakat dan juga komponen-komponen yang memang sangat penting, termasuk juga dunia usaha dalam gerakan sebagai model pentahelix. Jadi kita bisa membangun, menata, mengorkestrasi pariwisata kita, sehingga ekosistem pariwisata di destinasi-destinasi kita bisa tumbuh berkembang dan juga berkualitas,” imbuhnya.

260