Home Gaya Hidup Mengenal Kopi Sorga di Baturraden Banyumas, Apa Itu?

Mengenal Kopi Sorga di Baturraden Banyumas, Apa Itu?

Banyumas, Gatra.com – Ada yang sesuatu yang unik di gedung Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. Di bawah tangga terdapat semacam kafe, yang disebut ‘Kopi Sorga’. Meski bernuansa kafe, sebenarnya tempat tersebut adalah tempat untuk berkonsultasi.

Camat Baturraden Budi Nugroho menjelaskan, Kopi Sorga berkepanjangan ‘konsultasi sambil ngopi nang ngisor tangga’ yang berarti konsultasi sambil ngopi di bawah tangga. Inovasi ini dilakukan mengingat sering ditemukan ide yang bagus saat ngopi santai.

Kopi sorga merupakan inovasi dari Camat Baturraden yang diciptakan menggerakkan upaya percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik. Selain itu juga sebagai upaya mendukung Program Bupati Banyumas Achmad Husein yaitu “One Village One Product” satu desa satu produk unggulan.

Menurut dia, kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya, termasuk di Banyumas. Untuk mengenalkan kopi dari Baturraden, Budi memamerkan di tempat khusus di kantor Kecamatan Baturraden.

Letaknya tepat berada dibawah tangga menuju lantai 2, kantor tersebut. Ruang kecil ukuran kurang lebih 3 x 6 meter tersebut dijadikan Kopi Sorga, tempat untuk bersantai sekaligus menerima tamu.

Tak segan-segan, ia meracik kopi untuk para tamu yang berkunjung. Menurutnya jika tamu diterima di meja kerjanya banyak yang merasa canggung. Maka untuk memecahahkan ketegangan, beberapa tamu diterima di Kopi Sorga.

“Tempat ini semacam kafe dilengkapi dengan produk kopi asal Baturraden khusunya Kopi Alas Grumbul Kalipagu, Desa Ketenger, sekaligus peralatan untuk meracik kopi,” kata dia, dalam keterangan tertulis Humas Pemkab Banyumas, dikutip Sabtu (29/5).

Budi menambahkan keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.

"Grumbul Kalipagu, Desa Ketengar memiliki hasil kopi yang cukup banyak yang terkenal dengan kopi alas yang dikembangkan oleh masyarakat," paprnya. 

1919