Home Kesehatan Klaster Covid-19 Lebaran Bermunculan, Ini Kata IDI

Klaster Covid-19 Lebaran Bermunculan, Ini Kata IDI

Slawi, Gatra.com - Jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menunjukkan tren peningkatan usai Lebaran. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta Pemerintah Daerah (Pemda) menambah kapasitas ruang isolasi di rumah sakit.

Ketua IDI Kabupaten Tegal M Sofwan Arifi mengatakan, peningkatan jumlah kasus Covid-19 disebabkan sejumlah faktor di antaranya libur panjang Lebaran, dan banyaknya pemudik yang tetap nekat pulang kampung meski ada larangan.

"Kasus itu meningkat sepekan setelah Lebaran. Kebanyakan yang terjadi ini berasal dari kasus impor. Jadi pemudik datang, merasa sehat, nyambangi keluarganya, tidak protokol kesehatan. Ini yang berbahaya. mereka ini kan OTG. jadi sehat gitu tapi setelah diawab positif," kata Sofwan, Sabtu (29/5).

Menurut Sofwan, dalam beberapa hari terakhir usai Lebaran, penambahan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal jumlahnya ratusan kasus dari sebelumnya puluhan kasus. Tren kenaikan kasus ini antara lain terjadi di Kecamatan Bojong, Bumijawa dan Slawi.

"Ini daerah-daerah tujuan pemudik. Orang-orang yang terpapar juga tidak berpola, menyebar, siapa saja bisa kena," ujarnya.

Dengan adanya peningkatan jumlah kasus itu, upaya mengedukasi masyarakat agar patuh protokol kesehatan menurut Sofwan harus terus dilakukan meskipun masyarakat saat ini kecenderungannya sudah mulai lelah dan jenuh dengan situasi pandemi Covid-19.

"Kendalanya saat ini masyarakat itu sudah pada longgar protokol kesehatannya. Mungkin karena merasa kebal karena sudah vaksin, atau dia bosan menerapkan protokol kesehatan, dan bisa jadi masyarakat itu memang dari awal tidak percaya Covid-19. Kita tidak boleh lelah untuk mengingatkan masyarakat supaya waspada," kata Sofwan.

Upaya lainnya yang harus dilakukan, kata Sofwan, adalah dengan kembali memperketat pengawasan terhadap warga dari luar yang masuk ke lingkungan. Satgas Covid-19 Desa harus proaktif mengawasi warga yang keluar-masuk untuk mencegah meluasnya klaster rumah tangga.

"Setiap ada yang masuk ke desa langsung diminta menujukkan surat tes Covid-19, antigenlah minimal. Kalau misal antigen dianggap sakit, pakainya Ge-Nose. Yang penting ada bukti kalau sehat, negatif Covid-19. Sedangkan yang positif harus dipantau, dipastikan isolasi mandiri, protokol kesehatan juga harus ketat," tandasnya.

Sofwan juga meminta agar pemerintah daerah menambah kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit untuk mengantisipasi terus melonjaknya jumlah kasus. Sebab saat ini tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di Kabupaten Tegal sudah di atas 50 persen.

"Menambah kapasitas tempat tidur ini juga tidak menambah kasurnya saja, atau ruangannya saja, tapi tenaga kesehatannya juga perlu dipikirkan penambahannya. Terus fasilitas penunjangnya juga perlu ditambah, APD nakes juga harus ditambah untuk melindungi nakes. Jadi menyeluruh," ujarnya.

Berdasarkan data di laman covid-19.tegalkab.go.id, secara akumulasi, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal per Jumat (28/5) tercatat 6.806 orang. Dari jumlah itu, kasus aktifnya sebanyak 551 orang. Terdiri dari 112 orang dirawat dan 439 orang isolasi mandiri.

Mengacu data di laman tersebut, jumlah kasus positif Covid-19 harian mengalami lonjakan usai Lebaran. Kenaikan paling tinggi terjadi pada Rabu (26/5).

Pada hari itu tercatat ada penambahan 102 kasus positif Covid-19 baru. Sebelumnya, rata-rata penambahan kasus baru jumlahnya tak sampai 25 kasus per hari.

Sedikitnya terdapat enam klaster penularan Covid-19 yang muncul usai Lebaran.Terdiri dari klaster keluarga sebanyak 16 klaster, rumah tangga (dua klaster), menengok orang sakit (satu klaster), hajatan (satu klaster), pemudik (satu klaster) dan minimarket (satu klaster).

1220